Skip ke Konten

Stadium General: Dirjen Pendis Sebut Ekselensi Kunci Perguruan Tinggi agar Menarik bagi Mahasiswa

21 Agustus, 2024 oleh
Hartini

Humas IAIN Parepare--Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare menggelar stadium general dengan tema "Reformasi Kelembagaan IAIN Parepare Menuju UIN: Implikasi terhadap Pengembangan Akademik dan Riset" di gedung perpustakaan lantai 5, Senin (19-08-24).


Acara ini dihadiri oleh Rektor IAIN Parepare, Ketua STAIN Majene, para pimpinan, guru besar, ketua lembaga, dan ketua program studi. Dalam kesempatan tersebut, Rektor Hannani melaporkan kepada Direktur Jenderal Pendidikan Islam bahwa IAIN Parepare memiliki potensi dan perkembangan yang kuat, menjadi perguruan tinggi terbesar di Ajatappareng yang mencakup enam kabupaten: Pinrang, Sidrap, Barru, Enrekang, Pangkep, dan Kota Parepare.


Hannani menyampaikan bahwa IAIN Parepare telah menunjukkan peningkatan signifikan dalam sumber daya manusia (SDM), baik dari kalangan dosen maupun tenaga kependidikan. "Banyak dosen telah mencapai tingkat pendidikan tinggi, seperti doktor dan profesor, yang tentunya berdampak positif terhadap kualitas pengajaran dan penelitian. Tahun ini, ada 9 dosen yang memenuhi syarat untuk menjadi profesor," jelas Hannani.


Hannani juga melaporkan bahwa aspek layanan dan keuangan IAIN Parepare cukup baik, serta sarana dan prasarana sudah memadai.



Dalam kuliah umum yang disampaikan oleh Dirjen Pendidikan Islam, Prof. Dr. Abu Rokhmad, M. Ag., disampaikan tantangan yang dihadapi perguruan tinggi, khususnya di bawah naungan Kementerian Agama. Dirjen Pendis menekankan bahwa perguruan tinggi harus terus meningkatkan ekselensi (keunggulan) dan distingsi (ciri khas) mereka untuk tetap kompetitif dan relevan di tengah persaingan global yang semakin ketat.


"Banyak mahasiswa sekarang lebih memilih kuliah sambil bekerja atau bahkan belajar dari rumah karena dianggap lebih efisien dan murah. Selain itu, mahasiswa saat ini jauh lebih melek teknologi dibandingkan dengan dosen mereka," jelas Abu Rokhmad. "Jika perguruan tinggi gagal mencapai atau mempertahankan ekselensinya, ada risiko besar mereka akan ditinggalkan oleh calon mahasiswa," tambahnya. (Aen/Tin)

di dalam Berita
Hartini 21 Agustus 2024
Label
Arsip