Humas IAIN Parepare— Berangkat dari Permenristekdikti Nomor 59 Tahun 2018 tentang Penggunaan Pin Ijazah, Kabiro IAIN Parepare Dr. Hj. Yuspiani mencanangkan program Zero Semester 9. Menurutnya, mahasiswa dari awal harus diberi pemahaman kuliah selesai tepat waktu.
“Satu persyaratan eligible untuk penarikan pin ijazah adalah masa kuliah tidak boleh lebih dari 7 tahun. Artinya bahwa ketika sudah lebih 14 semester, itu kan tidak bisa lagi keluar pinnya. Nah, sekarang kita coba bagaimana mahasiswa di awal diberi pemahaman agar pada semester 8 itu perkuliahannya diselesaikan. Ini kan mahasiswa kita selalu terlena bisa sampai semester 14,” jelas Yuspiani, Kabiro IAIN Parepare saat ditemui di ruang kerjanya yang bertempat di akademim center, Selasa (11/05/2022).
Selain itu, Yuspiani mengungkapkan mahasiswa yang terkena DO (Drop Out) juga menjadi salah satu faktor penentu akreditasi.
“Salah satu poin paling besar yang diakreditasi adalah mahasiswa selesai tepat waktu. Nah, ini kan poinnya tinggi di akreditasi. Kawan-kawan di prodi harus bisa melakukan ini supaya kita orientasinya akreditasi unggul,” jelasnya.
Yuspiani juga optimis Zero Semester 9 ini dapat dicapai apabila semua pihak dapat saling mendukung. Selain itu, ia melihat adanya best practice alumni dalam setiap prodi.
“Saya melihat best practice di hampir seluruh prodi punya alumni terbaik. Alumni terbaiknya itu kan selesainya di semester 8. Best practice ini, saya kira harus disosialisasikan bahwa ketika ada mahasiswa per prodi bisa selesai di semester 8 berarti itu indikasi bahwa sebenarnya semua mahasiswa bisa selesai di semester 8,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Yuspiani menjelaskan langkah pertama yang dilakukan adalah memberi pemahaman kepada setiap mahasiswa baru saat kegiatan PBAK.
“Sebenarnya budaya yang rusak selama ini di kampus, karena mereka melihat kakak seniornya yang selalu mendampingi dia itu adalah semester 12, semester 13. Nah, itukan bukan contoh yang baik, bukan hal yang untuk ditiru. Tetapi, kalau semua turut mensosialisasikan bahwa ‘semester 8 itu selesai maki nak‘. Maka sudah ada ter-save di memorinya anak-anak mahasiswa baru bahwa ‘oh semester 8 kita sudah wisuda’.Berarti kita perlu mensosialisasikannya di semester awal pada mahasiswa baru,” jelasnya.
Yuspiani juga menegaskan perlunya kerjasama dilakukan mulai dari database mahasiswa yang mengalami kendala penyelesaian studi, serta peran serta kaprodi dan dosen penasihat akademik harus aktif mendampingi.
“2 tahun, 3 tahun ke depan Zero Semeseter 9 itu pasti terpenuhi. Asalkan kita semua mau untuk melakukan pendampingan dan mahasiswa kita yang terutama harus lebih pro-aktif menyelesaikan masalahnya,” ungkapnya.
Perbaikan layanan pada fakultas juga menurut Yuspiani perlu ditingkatkan.
“Insyaallah
setelah proses penjaringan pejabat akademik, kawan-kawan di rektorat
institut akan turun ke semua fakultas. Kita akan melakukan pendampingan;
bagaimana proses layanan yang ada di masing-masing fakultas itu bisa
lebih efisien, efektif dan tidak terlalu panjang birokrasinya,”
tambahnya. (Aen/Tin).
Target Akreditasi Unggul Kabiro Canangkan Program Zero Semester 9