Seminar Internasional IAIN Parepare: Ulama Al-Azhar Kairo Bedah Peran Islam dalam Budaya

17 July, 2024 by
Irmawati

Humas IAIN Parepare -- Seminar Internasional sukses diselenggarakan oleh Pusat Moderasi Beragama, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) IAIN Parepare di Lantai 5 Perpustakaan IAIN Parepare, Rabu (17/7/2024).


Seminar tersebut mengangkat tema, "Peran Islam dalam Penguatan Kebudayaan dan Kerukunan." Kegiatan yang dibuka oleh Rektor IAIN Parepare, Prof Dr Hannani itu mempertemukan pemikiran antara Ulama dari Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir dengan Ulama Kharismatik IAIN Parepare. 


Mereka bersama-sama menggarisbawahi pentingnya memperkuat budaya lokal dalam bingkai nilai-nilai Islam.


Seminar ini menggali lebih dalam mengenai bagaimana Islam berperan dalam menjaga dan memperkuat budaya lokal, serta mendorong kerukunan di tengah keberagaman masyarakat Indonesia. Para narasumber menyampaikan pandangan mereka dari berbagai perspektif, memperkaya diskusi mengenai topik yang sangat relevan ini, dipandu oleh moderator sekaligus penerjemah Bahasa Arab, Aksa Muhammad Nawawi, Dosen IAIN Parepare yang juga merupakan alumnus Al-Azhar Mesir. 


Seminar dibuka dengan pemaparan, Prof. Dr. Abdul Rahim Arsyad, Lc.,M.A, Majelis Syuyukh PB DDI dan Ketua STAIN Parepare periode 2006-2014. Ulama kharismatik IAIN Parepare ini menggambarkan keragaman budaya, bahasa, dan suku yang ada di Indonesia. Ia juga menjelaskan bagaimana para ulama telah berperan dalam menyikapi dan memelihara keragaman tersebut dalam bingkai ajaran Islam.


Selanjutnya, Prof. Dr. Syekh Athiyah As-Sayyid Athiyah Abdul 'Al, Wakil Dekan Kuliah Tarbiyah Universitas Al-Azhar Mesir, menegaskan, "Islam mengakui dan menghargai keragaman serta perbedaan. Keragaman bukanlah sumber perpecahan, melainkan kekuatan yang mempersatukan kita," ujarnya. 


Ia menekankan pentingnya sikap toleransi dan saling menghormati dalam membangun masyarakat yang harmonis.


Prof. Dr. Syekh Khalaf Ad-Deib Utsman Muhammad, Guru Besar Metode Pengajaran Bahasa Arab pada Kuliah Tarbiyah  Universitas Al-Azhar, Mesir, menekankan urgensi pemahaman bahasa Arab yang mendalam untuk memahami ajaran Islam secara akurat. Ia menyoroti bahwa akar permasalahan munculnya aliran-aliran ekstrim seringkali bermula dari kesalahan interpretasi teks wahyu dan hadis, yang disebabkan oleh lemahnya penguasaan ilmu bahasa Arab. Banyak teks keagamaan disalahpahami karena minimnya pengetahuan bahasa Arab di kalangan sebagian umat. 

“Oleh karena itu, kita mesti memberikan perhatian lebih pada pembelajaran Bahasa Arab dan mengajarkannya kepada generasi penerus,” ujarnya.


Prof. Dr. Syekh Hamidy Shalah As-Sayid Sulaiman Al-Hudhud, Dekan Kuliah Banat Universitas Al Azhar Mesir, menyampaikan bahwa perbedaan merupakan suatu ketetapan Allah yang tidak dapat dihindari. Keragaman terbagi menjadi dua jenis, yaitu perbedaan yang baik, yang mengarah pada kerukunan dan persatuan, serta perbedaan yang buruk, yang dapat menimbulkan perpecahan.


Dr. Syekh Ahmad Shaleh Abd. Al Wahhab, Wakil Dekan Kuliah Ulum Al Islamiyyah untuk Orang Asing di Universitas Al Azhar Kairo, Mesir, menutup sesi presentasi dengan menegaskan pentingnya menjaga budaya lokal yang baik dan tidak bertentangan dengan syariat. Ia  menekankan bahwa pemikiran-pemikiran dari luar yang bertujuan menyingkirkan budaya tersebut harus dihalangi, terutama di era yang marak dengan perang budaya seperti saat ini. “Contoh nyata dari perang budaya ini adalah konten-konten negatif yang disisipkan dalam film kartun anak-anak, yang menuntut kewaspadaan kita sebagai orang tua,” tegasnya.


Seminar ini mendapatkan apresiasi tinggi dari para peserta yang hadir. Antusiasme dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan menunjukkan besarnya minat terhadap topik yang dibahas. 


Nurul Afifah, salah seorang peserta dari Kabupaten Polman, menyatakan, "Seminar ini sangat bermanfaat dan membuka wawasan saya tentang peran Islam dalam memperkuat budaya dan kerukunan di Indonesia," kata Afifah.


Salah satu narasumber, juga turut mengapresiasi tema seminar yang diangkat dan berharap agar tema-tema serupa dapat lebih sering diangkat dalam acara-acara seminar lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa isu mengenai peran Islam dalam penguatan kebudayaan dan kerukunan masih sangat relevan dan perlu terus digali serta didiskusikan. (irm/alf)

in News
Irmawati 17 July, 2024
Tags
Archive