Humas IAIN Parepare- Desa Tammajarra, Kecamatan Balanipa, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat. Perjalanan Pengabdian Masyarakat yang diselanggaran oleh INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE, Dari kegiatan observasi yang dilakukan mahasiswa Posko 53 bahwa Desa Tammajarra memiliki toko budayawan dan seniman alat musik tradisional bernama Ka’datira menjaga lalu melestarikan kesenian tradisonal mandar seperti Kacaping, Keke, Gongga Lawe dan Calong. Melalui kegiatan observasi ini banyak pembelajaran dan pengetahuan Musik Tradisional Mandar yang mempengaruhi eksistensi budaya Masyarakat Tammajarra.
Kegiatan observasi ini dilaksanakan pada tanggal 12 juli 2024, aktivitas perjalanan kami tempuh selama 4 jam mulai pukul 14:00 hingga pukul 16:00 dengan jarak sejauh 1 km dari posko tempat mahasiswa posko 53 tinggal. Setelah 2 hari tiba di Desa Tammajarra. Hasil observasi kami menyimpulkan bahwa Desa Tammajarra bukan sekadar kehidupan Masyarakat desa dengan kondisi geografisnya diatas pegunungan melainkan ada ribuan tira-tirai kesadaran akan nilai luhur kearifan budaya yang mesti Lestari dan berdaya.
Tema keagiatan yang kami laksanakan adalah "Observasi aktifitas Masyarakat Desa Tammajarra". Yang kami laksanakan di Dusun Lambepada' dengan Jumlah Peserta sebanyak 17 orang Mahasiswa dan 3 orang Masyarakat, yang kami lakukan ada 2 metodologi pertama diskusi dengan Masyarakat Dusun Lambepada' kedua, mendengarkan dan menyaksikan permainan alat musik Tradisional Mandar yang dimainkan lansung oleh salah satu sang maenstro seniman Tradisional Asal mandar Sulawesi Barat.
Kegiatan yang kami laksanakan dapat terlaksana dengan baik karena mendapat support dan apresiasi dari warga Dusun Lambepada yang turut antusias serta riang gembira menyambut kegiatan dan aktifitas observasi mahasiswa yang sedang melaksanakan perjalanan pengabdian Masyarakat (KKN) Ankatan 35 di Desa Tammajarra posko 53.
Adapun yang kami temui sebagai narasumber dalam salah satunya Bapak Ka’datira sebagai sang maestro seniman senior musik tradisional mandar. Adapun cerita-cerita riangf gembira terkait music tradisional mandar adalah di usianya yang berumur 96 tahun telah mendapatkan Piagam Penghargaan sebagai Maestro Seniman Tradisional dan menjuarai lomba music tradisoanal tinkat nasional, beliau juga menceritakan bahwa beliau adalah pencipta lagu-lagu mandar yang banyak dipopulerkan oleh artis-artis daerah Sulawesi barat, selain itu beliau juga membuat alat musik tradisional mandar ( Kacaping ) dan sudah dipasarkan keluar negeri salah satunya Thailand.
Dalam perjalanan hidupnya bermain musik tradisional mandar dari usianya 19 tahun hinnga kni banyak Pelajaran hidup yang dituangkan dalam petikan dan alunan musik tradisional seperti semangfat hidup masyrakat mandar dalam membangun relasi kolektif baik dalam bidang social , ekonomi, politik bahkan dalam rumah tangga. menyampaikan lagu lagu yang dinyanyikan dan di iringi dengan irama kacaping terkadang berirama Hestories , juga ada yang romantis seperti lagu Bura' sendana. ,kisa-kisa hidup Masyarakat mandar tersebut mengalun dan begitu syahdu bahkan konon siapapun yang mendengarnya Ketika petikan kacaping dimainkan akan mengalami proses sikologis, kebahagian batin menghampiri telinganya bahkan bisa menjadi penyembuh bagi luka dan lara.
goresan tangan posko 53 Desa Tammajarra :
1.HASBULLA
2.MUH.IKBAL
3.MUH ENDY SAMUDRA
4.FAHRUL
5.ANNISA PERMATASARI
6.RISMAYANTI
7.AIGA SYAHRANI DARWIS
8.AIDIL AKBAR SYAHRUN
9.PUTRI AYU
10.NURHIKMAH
11.NURUL RESKI AMALIA
12.NADYA RAIHANA
13.HUSWAUN HASANA
14.RESKIA
15.TRY HANDAYANI
16.SURIANI
17.ALIAH RAIHANA
MUSIK TRADISONAL MANDAR DIANTARA TRANSISI KEBUDAYAAN