Humas IAIN Parepare- Muhammad Raehan Zaky meraih beasiswa ke Amerika melalui Program MORA Overseas Student Mobility Awards (MOSMA). Program ini salah satu program implementasi Kurikulum Merdeka dalam bentuk program mobilitas fisik yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di perguruan tinggi luar negeri. Program ini berlangsung selama satu semester dengan durasi maksimal enam bulan. Melalui program ini mahasiswa mendapatkan kredit yang dapat dikonversi ke dalam Satuan Kredit Semester (SKS) di kampus asal. Saat pendaftaran, peserta wajib memiliki TOEFL minimal 500 untuk tujuan negara di luar ASEAN
Mahasiswa Prodi Bimbingan Konseling IAIN Parepare ini berhasil lolos ke Amerika bersama 66 peserta lainnya se-Indonesia. Jumlah total 124 peserta ke berbagai negara tujuan, seperti Inggris, Tunisia, dan Malaysia. Laki-laki kelahiran Pinrang, 16 Juni 2003 tidak menyangka akan lolos program beasiswa ini. Sebelumnya, mahasiswa semester 6 ini mengikuti pelatihan bahasa di UPT Bahasa kemudian belajar otodidak kurang lebih selama dua bulan. “Semua ini berkat bantuan UPT Bahasa, orang-orang terdekat dan Bapak/Ibu dosen,” ujarnya.
Ini bukan pertama kalinya Muhammad Raehan mengikuti program serupa. Sebelum program MOSMA, ia juga sempat lolos beasiswa Global UGRAD tapi hanya sampai seleksi wawancara tahun 2022. Akhirnya, interview tersebut menjadi pengalaman. “Alhamdulillah akhirnya dapat rezeki di program Kemenag tersebut,” jelasnya. "Do'a dan berkahlah yang nomor satu, lalu usaha maksimal ada di antara keduanya," tambahnya.
“Saya tentunya sangat bersyukur dan bangga dengan kelulusan Raehan. Sepertinya bukan hanya kebanggaan dari Prodi Bimbingan dan Konseling Islam, tapi kebanggaan seluruh Civitas Academica IAIN Parepare, karena menjadi satu-satunya peserta yang lulus beasiswa tersebut. Apalagi beasiswanya bisa dikatakan sangat bergengsi,” jelas Kaprodi Bimbingan Konseling Islam Emilia Mustary.
“Pesan bagi Raehan tidak lepas dari perannya sebagai mahasiswa IAIN Parepare yang wajib menjaga nama baik institusi serta memperbanyak riset atau mencari tahu kondisi masyarakat dan perkuliahan pada kampus yang akan dituju. Agar bisa lebih siap dan matang karena sekali lagi, dia akan menjalani kehidupan sebagai mahasiswa selama satu semester di tempat yang sangat jauh berbeda dari segi agama, budaya, karakter masyarakat, bahasa, dan sebagainya,” harap Emilia Mustary.
“Raehan juga diharapkan dapat menjadi duta moderasi beragama di manapun ia berada dan tetap rendah hati dengan capaian prestasinya saat ini. Ucapan terima kasih kepada Kepala UPT Bahasa, Ibu Nurhamdah, pihak pimpinan FUAD, Kepala Pusat Pendampingan Mahasiswa LPM, dosen-dosen dari Prodi BKI, doa khusus dari Pak Rektor, dan seluruh pihak yang terkait,” tutupnya. (afi/mif)
Muhammad Raehan Zaky Raih Beasiswa MOSMA ke Amerika