Jadi Khatib Jum’at, Rektor Bahas Amalan Afdal

13 January, 2023 by
Website IAIN Parepare
| No comments yet

Humas IAIN Parepare— Rektor IAIN Parepare Hannani menjadi khatib Jumat pertama tahun 2023 di Masjid Al Wasilah IAIN Parepare (6/01/2023). Dalam khutbahnya Hannani menyebut keimanan menjadi fasilitas yang berharga dari Allah swt.

Dr. Kyai Hannani, M.Ag.

Hadirin yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala.

Alhamdulillah di Jumat yang barokah ini, kita semua diberikan berbagai macam fasilitas dari Allah subhanahu wa ta’ala. Fasilitas kesehatan, fasilitas pikiran yang sehat, tubuh yang sehat.

Dari semua fasilitas Allah subhanahu wa ta’Ala kepada kita semua, keimananlah yang paling berharga. Oleh karena itu, sebagai khatib, kami mengajak kepada kita semua senantiasa memelihara keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menyatakan: jaddiduu iimaanakum BI kalimat Laa Ilaaha illallaah (perbaruilah iman kalian dengan kalimat Laa Ilaaha Illallaah).

Rasulullah menggunakan kalimat jaddiduu (perbarui). Itu berarti bahwa keimanan kita senantiasa pasang surut, iman yang kita miliki naik turun. Mengapa menjadi seperti itu? Oleh sebab itu kita dianjurkan senantiasa mempertegas tanda keimanan kita dengan komitmen kita mengucapkan bahwa tidak ada Tuhan yang disembah kecuali Allah subhanahu wa ta’ala.

Tidak ada yang dapat memberikan rezeki kecuali Allah subhanahu wa ta’ala, tidak ada yang memberikan manfaat kecuali Allah subhanahu wa ta’ala, tidak ada yang memberikan hidayah kecuali Allah subhanahu wa ta’ala, tidak ada yang mendatangkan bala kecuali sesungguhnya itu juga pasti dari Allah subhanahu wa ta’ala, dan semuanya yang terjadi pada diri kita itu tidak terlepas dari kendali Allah subhanahu wa ta’ala, sehingga dengan kalimat Laa Ilaaha Illallaah ini bisa menepis prasangka kita.

Setiap ada sesuatu yang tidak enak yang kita rasakan bahwa ini berasal dari seseorang, ini berasal dari sekelompok orang, ini gara-gara organisasi ini dan itu, ini gara-gara jamaah ini. Jadi tidak ada yang bisa disalahkan. Mengapa? karena kita sudah yakin dan kesadaran kita terjaga bahwa tidak ada yang berhak disembah, tidak ada yang berhak mendatangkan musibah kecuali dari Allah subhanahu wa ta’ala. Oleh karena itu hadirin, mudah-mudah keimanan dan ketakwaan kita senantiasa terjaga.

Sholawat dan taslim kita persembahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam bersama keluarga dan orang-orang yang kita cintai. Insya Allah di hari kemudian akan mendapatkan syafa’at dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Hadirin jamaah Jumat yang berbahagia.

Bahwa dalam kehidupan kita sehari-hari, banyak pilihan yang menjadi skala prioritas. Bahkan dalam kehidupan dan hubungan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala pun senantiasa mempertimbangkan skala prioritas. Bahwa ibadah salat itu jauh lebih mulia dibandingkan dengan ibadah yang lainnya. Berbuat baik terhadap orang tua jauh lebih mulia dibandingkan dengan berbuat baik kepada orang lain, ataukah berbuat baik terhadap keluarga jauh lebih baik terhadap diri sendiri dan seterusnya. Nah ini saya kira pilihan-pilihan memang kita mengenal dari ajaran-ajaran dan petunjuk-petunjuk dari Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam terkait dengan ibadah-ibadah itu.

Tetapi hadirin yang berbahagia. Ketahuilah bahwa Rasulullah sendiri di dalam banyak hadis ketika ditanya: amal apakah yang paling dicintai oleh Allah dan Rasulullah SAW itu. Ternyata dijawab oleh Rasulullah SAW bahwa memberikan makan terhadap orang lain itu jauh lebih mulia dibandingkan dengan memberikan makan terhadap orang terbatas.

Pada kesempatan lain ketika Rasulullah ditanya: amalan apa yang paling mulia wahai Rasulullah? Dijawab secara sederhana oleh Rasulullah SAW bahwa Idkhaal as-suruuri fii quluub al-mu’miniin (memasukkan atau menjadikan orang berbahagia itu adalah amal yang paling dicintai oleh Allah dan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam).

Hadirin yang berbahagia.

Itulah sebabnya, salah satu filosof dan sufi yang sangat terkenal dan menjadi rujukan ulama Islam di seluruh dunia, hujjatul Islam Imam Al-Ghazali dalam salah satu kitabnya ketika dia ditanya: amal apakah yang paling disenangi oleh Allah subhanahu wa ta’ala? Dia menjawab bahwa yang paling disenangi oleh Allah subhanahu wa ta’ala itu adalah menuntut ilmu pengetahuan.

Jadi jawaban-jawaban yang diberikan sangat perspektif dan tergantung dari kondisi-kondisi dan orang-orang mengajukan pertanyaan itu.

Hadirin jamaah Jumat yang berbahagia

Bagi kita maupun mahasiswa ketika ditanya, amal apakah yang paling afdal bagi kita semua? Tentu kalau kita mengacu kepada petunjuk-petunjuk Rasulullah SAW., maka sesungguhnya apa yang kita lakukan yang terbaik bapak-bapak dosen dalam rangka mengajarkan ilmu, maka sesungguhnya itu adalah amal yang paling mulia di antara sekian banyak amal-amal.

Bahwa hari ini boleh jadi kita mengajar mahasiswa 300 orang, tetapi kalau 300 orang itu pada akhirnya memanfaatkan ilmu yang telah kita ajarkan kemudian mengajarkannya kembali, maka itulah amal yang paling mulia.

Oleh sebab itu, berbahagialah bapak-bapak yang menjadi tenaga edukasi karena kesempatannya untuk mengajarkan banyak hal terhadap mahasiswa yang pada akhirnya nanti tanpa kita tahu, tanpa pernah kita bayangkan ternyata sesungguhnya yang pernah kita ajarkan inilah yang memberikan manfaat yang luar biasa, baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Hadirin… Demikian juga dengan tenaga kependidikan dan administrasi yang sehari-hari ‘hanya’ mengurus persoalan administrasi mahasiswa, persoalan surat-menyurat, persoalan siapa yang mau ujian, ujian proposal, ujian komprehensif dan ujian skripsi. Bagaimana dengan kami?

Hadirin ketahuilah bahwa sesungguhnya salah satu yang disampaikan Rasulullah SAW tadi itu ketika ditanya amal apa yang paling mulia adalah idkhaal as-suruur fii quluub al-mu’miniin (memasukkan kebahagiaan ke hati orang lain) adalah amal yang paling mulia. Oleh sebab itu bapak-bapak, pekerjaan yg terlihat sepele kelihatannya, pekerjaan yang sangat sederhana, tetapi betapa banyak mahasiswa yang diberikan kebahagiaan. Mereka datang dengan kondisi membayangkan bahwa saya tidak ketemu dengan si fulan umpamanya, saya tidak ketemu dengan tenaga administrasi yang bersangkutan misalnya, tetapi begitu datang di kampus langsung disambut dan diselesaikan urusannya dalam waktu 5 menit, kira-kira betapa kebahagiaan menyelimuti hatinya. itulah amal yang disenangi oleh Allah dan Rasulullah sallallahu alaihi wasallam.

Bagaimana hubungannya kalau ada alumni kita menjabat sebagai kepala desa? Ya amal apa yang paling mulia bagi dia? Jawabannya, buatlah masyarakat desa tempat dia mengabdi menjadi berbahagia dengan seluruh adimistrasi yang terkait dengan masyarakat yang dibutuhkan. Ketahuilah bahwa kepala desa itu telah melakukan kemuliaan yang jauh dahsyat dibandingkan dengan amal-amal yang lain, bahkan pada kesempatan lain ketika Rasulullah ditanya: mana yang lebih mulia wahai Rasulullah, salat 100 rakaat dibandingkan dengan melakukan kebaikan yang lain? Itu dijawab oleh Rasulullah bahwa sesungguhnya melakukan kebaikan yang manfaatnya kepada orang banyak jauh lebih mulia dibandingkan dengan salat 100 rakaat.

Jadi bapak-bapak tenaga kependidikan yang membantu persoalan administrasi kependidikan para mahasiswa kita itu sesungguhnya jauh lebih mulia dibandingkan dengan apa yang disebutkan dan ditanyakan tadi oleh sahabat kepada Rasulullah sallallahu alaihi wasallam.

Sebagai penutup khutbah yang singkat ini, Imam As-Suyuthi dalam salah salah satu kitabnya yang sangat fenomenal, Al-Asybaah wa An-Nazhaair fi Al-Qawaa’id Al-Fiqhiyyah beliau mengungkapkan bahwa al-‘Amal al-Muta’addiy afdhal min al-‘Amal al-Qaashir (amal yang menjangkau banyak orang jauh lebih mulai daripada amal yangg hanya menjangkau orang secara terbatas).

Oleh sebab itu, kalau saya ditanya, mana yang lebih mulia menyumbang di pondok pesantren dibandingkan dengan yang membangun pondok pesantren? Tentu jawaban saya adalah membangun pondok pesantren. Karena bukan hanya persoalan sumbangannya, bukan hanya persoalan wakafnya, tetapi juga mengurus siapa yang mengajar, dari mana santrinya, dari mana gaji para pembinanya, bagaimana makanannya, bagaimana seluruh kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan. Semua dipikirkan demi pengembangan dan keberhasilan proses pembelajaran di pondok itu.

Oleh sebab itu, para dosen, para tendik, dan para staf administrasi, inilah yang kita jadikan sebagai pegangan bahwa semakin banyak maslahat yang kita lakukan, maka itulah amal yang paling mulia di antara kita semua yang harus kita lakukan.

Mudah-mudahan kita berkomitmen untuk mendatangkan semakin lebih banyak kebaikan kepada orang lain, semakin banyak mendatangkan maslahah dan manfaat terhadap mahasiswa. Kalau ini kita lakukan, menjadikan mahasiswa kita, orang-orangtua mahasiswa kita itu menjadi berbahagia, maka sesungguhnya itulah amal yang paling mulia yang dapat kita lakukan di kampus ini, sehingga saat mahasiswa masuk, belajar dan berada kurang lebih 4 tahun di kampus mereka juga bergembira berkat mendapatkan pelayanan adminstrasi dari tendik dan ilmu pengetahuan dari dosen, dan pada akhirnya akan keluar dan menjadi alumni IAIN Parepare dalam keadaan berbahagia.

Semoga kita mengawali tahun 2023 ini dengan semangat berbuat dan menerbarkan kebaikan kepada orang banyak agar keimanan dan ketakwaan kita senantiasa tetap terjaga dan terpelihara, aamiin yaa rabbal ‘aalamiin. (bud/Masjid Al-Wasilah)

in News
Website IAIN Parepare 13 January, 2023
Tags
Archive
Sign in to leave a comment