Humas IAIN Parepare – Divisi Infrastruktur Teknologi Informasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Teknologi Informasi Pangkalan Data (TIPD) IAIN Parepare melakukan uji coba pembelajaran pada platform Metaverse atau Virtual Reality, Rabu (19/10/2022). Simulasi pembelajaran tersebut diikuti oleh dosen dan beberapa orang mahasiswa.
Virtual reality tersebut cukup menggunakan perangkat smartphone atau laptop untuk bisa bergabung di kelas tersebut. Meskipun, secara teknis sudah bisa menggunakan perangkat khusus VR, seperti Oculus untuk interaksi lebih baik.
Beberapa mahasiswa yang disurvei tertarik dan merasa nyaman dengan penggunaan platform metaverse ini, karena unsur gamification dan interaksi penggunanya. Akan tetapi, sebagian masih terkendala dengan besarnya bandwith yang dibutuhkan untuk bisa bergabung ke dalam kelas berbasis virtual reality tersebut.
Kepala TIPD Sufyaldi menjelaskan bahwa model simulasi ini seperti halnya kuliah syncronous di dalam kelas offline atau video confrence, di mana dosen berinteraksi secara langsung atau sinkron dengan mahasiswa.
“Hal yang membedakan dengan kelas offline dan video confrence biasa adalah tingkat interaksi yang lebih dinamis karena bisa menghadirkan objek-objek presentasi tiga dimensi yang lebih beragam,” ungkapnya.
Dalam virtual reality tersebut, beberapa fitur yang bisa digunakan antara lain untuk upload file, gambar, video, 3d, dokumen. Fitur presentasi, berbagi layar, download, upload file, berbagi link, diskusi, berpindah spacial dan ruangan, menciptakan space sendiri dan lain sebagainya.
“Saat ini bahkan bisa terhubung dengan marketplace Non-Fungible Token (NFT), sehingga bisa menambahkan atau membeli aset digital untuk memperkaya pembelajaran melalui dompet krypto atau wallet, seperti Metamask atau Solona. Integrasi sistem ini sekaligus bisa memperkenalkan kepada mahasiswa kita yang punya talenta seni dan bisnis untuk belajar memperdagangkan dan mengkomersilkan karya dan produknya, baik berupa lukisan, game, musik, video, fashion virtual, meme dan lain sebagainya. Seperti fenomena Gozaly Everyday yang pernah jadi trending di dunia maya Indonesia,” jelasnya Sufyaldi.
Lanjut, ia juga menjelaskan terkait kendala bandwith akses dapat diantisipasi dengan memaksimalkan co-working space, memperbanyak wifi spot di area kampus dan meningkatkan kapasitas bandwith secara berkelanjutan.
Selain itu, kecenderungan harga bandwith nasional juga semakin hari semakin murah sehingga semakin meringankan mahasiswa maupun dosen.
“Pemanfaatan teknologi baru dalam semua aspeknya selalu butuh waktu untuk bisa dimaksimalkan. Tidak cukup dengan kesiapan infrastruktur aplikasi atau teknologi di belakangnya, tapi juga aspek kesiapan dan penerimaan pengguna juga harus menjadi pertimbangan utama,” jelasnya.
Namun, Sufyaldi tetap optimis. “Apapun tantangannya, seluruh civitas academica harus siap dan berani membuka diri, cepat beradaptasi dengan perkembangan teknologi, agar bisa relevan dan bertahan di era 4.0 dan era setelahnya. Siap atau tidak siap, arah teknologi informasi dan peradaban masa depan adalah metaverse atau web generasi 3 yang disimulasikan ini, jadi TIPD akan terus melakukan riset dan simulasi untuk bisa menghadirkan dan mengintegrasikan teknologi tersebut dalam proses bisnis utama kampus dengan investasi seminimal mungkin, kalau bisa gratis,” tutup Sufyaldi alumni Insinyur Unhas tersebut.
Sementara Ade Musytahun Wahid selaku fungsional pranata komputer yang juga bertugas di TIPD IAIN Parepare mengungkapkan implementasi teknologi VR ini sangat bagus.
“Bagus sekali untuk laboratorium, museum sejarah islam. Selain untuk pembelajaran, sekaligus menambah poin akreditasi. Untuk keperluan marketing, calon mahasiswa baru, orang tua, dan masyarakat luar daerah, bisa mengunjungi IAIN Parepare tanpa harus datang langsung atau simulasi pelaksanaan wisuda, pengenalan budaya akademik, juga bisa dilakukan di platform metaverse ini. Cuma biasanya, pemanfaatan teknologi baru menuntut perubahan pola pikir dan perilaku, sehingga kadang menimbulkan resistensi. Tapi itu hal yang biasa dan insyaallah bisa diatasi dengan sosialisasi yang masif dan support system yang baik,” ungkap alumni Magister Manajemen Sistem Informasi UMI ini.
Metaverse bagian dari realitas virtual bersama yang dibuat semirip mungkin dengan dunia nyata. Metaverse dalam arti yang lebih luas mungkin tidak hanya merujuk pada lingkungan virtual yang dioperasikan oleh perusahaan media sosial tetapi seluruh spektrum realitas atau gabungan benda maya dua dimensi dan ataupun tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata, namun realitas maya ini tidak sepenuhnya menggantikan kenyataan. (Sf/mif)
Inovasi, TIPD Simulasi Pembelajaran pada Platform Metaverse