Humas IAIN Parepare- Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka transformasi menjadi universitas diselenggarakan untuk kedua kalinya. Sebelumnya, FGD pertama dilaksanakan pada bulan Juni dengan menghadirkan Ketua Forum Rektor PTKIN se-Indonesia Prof. Dr. H. Babun Suharto, M.M.
Pelaksanaan FGD kedua dilaksanakan di IAIN Parepare dan Tana Toraja selama dua hari, Sabtu-Minggu (16-17/10/2021). Kegiatan ini dihadiri tujuh rektor antara lain Rektor IAIN Parepare Dr. Ahmad Sultra Rustan M.Si., Rektor IAIN Bone Prof. Dr. A. Nuzul SH.,M.Hum., Rektor IAIN Curup Dr. Rahmad Didayat M.Ag M.Pd., Rektor IAIN Kediri Dr. Nur Chamid, M.M., Rektor IAIN Kudus Dr. H. Mudzakir, M.Ag., dan Rektor IAIN Madura Dr.H. Muhammad Kosim, M.Ag; dan Rektor IAIN Bangka Belitung Dr. Zayadi, M.Ag. salah satu Rektor yang juga menjadi tim FGD namun berhalangan hadir yakni dari IAIN Fattahul Muluk Papua.
Rektor IAIN Parepare Ahmad Sultra Rustan menerima kedatangan rektor dari enam perguruan tinggi beserta rombongan di ruang rapat rektor, Sabtu (16/10/2021). Ahmad Sultra Rustan dalam membuka kegiatan FGD menyampaikan selamat datang dan memaparkan agenda FGD yang akan berlangsung selama dua hari. Dalam sambutannya, Ahmad menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dalam FGD yang menghadirkan tujuh Rektor PTKIN.
“FGD ini sebagai proses penyamaan persepsi dalam menyusun langkah-langkah transformasi sebab perguruan tinggi yang hadir merupakan kelompok PTKIN yang memiliki nasib yang sama dalam perubahan bentuk dari STAIN menjadi IAIN, dan sekarang akan bersama-sama kembali menyusun langkah-langkah persiapan transformasi menjadi universitas,” paparnya.
Setelah pembukaan, rombongan berangkat menuju Tana Toraja. Rombongan tiba di Makale, Kabupaten Tana Toraja pukul 16.00 WITA yang diterima langsung oleh Bupati Tana Toraja Theofilus Allolerung.
Dalam silaturrahmi, Theofilus Allorerung memaparkan tentang potret kehidupan moderasi beragama yang dipraktikkan pada masyarakat Toraja yang dikenal sebagai masyarakat yang hidup damai dan rukun, meskipun warga masyarakatnya memiliki karakteristik multikultur.
“Berbicara moderasi dan toleransi, kami di Toraja itu sudah selesai. Sebab kami terbiasa dengan perbedaan dan tidak ada permusuhan karena perbedaan, sebab berbeda agama dalam satu keluarga itu biasa saja,” urai Theofilus.
Setelah pertemuan, rombongan kembali melanjutkan perjalanan menuju Toraja Utara untuk melanjutkan FGD di Tongkonan D’Lempe. FGD dimulai dengan penandatangan Memorandum Of Understanding (MoU) antar IAIN Parepare dengan Enam Rektor PTKIN yang hadir. Usai penandatangan MoU, FGD dilanjutkan dengan pemaparan progres persiapan masing-masing perguruan tinggi, dilanjutkan diskusi tentang langkah-langkah strategis yang harus dipersiapkan untuk persiapan transformasi menjadi universitas.
Rektor IAIN Kudus Mundakir dalam wawancara usai kegiatan FGD menyampaikan pentingnya FGD dilaksanakan sebagai salah satu upaya mendorong percepatan transformasi ke Universitas.
“Yah, kita tentu inginkan transformasi ini lebih cepat sebab ketika perubahan itu tercapai ladang untuk kita berdakwah lebih luas. Sebab ketika masih institut, keilmuan yang diwadahi sangat terbatas sehingga terbatas pula dalam mendidik anak-anak kita,” ujarnya.
Rektor Bangka Belitung Zayadi juga menjelaskan bahwa tujuh PTKIN bersatu berkomitmen dalam upaya perubahan bentuk menjadi universitas.
“Dalam transformasi kelembagaan kami berdelapan harus terus bersatu dan secara bersama-sama melakukan upaya transformasi menjadi universitas. Jadi, kami telah berdiskusi untuk bagaimana memenuhi syarat meskipun kondisi sosial dan akademik berbeda, namun kami tetap berkomitmen untuk bersama menyusun proposal dan melakukan pengajuan dalam waktu yang tidak terlalu lama,” tutupnya. (Nhk)
20 October, 2021
by
| No comments yet
webadmin1
in News
webadmin1
20 October, 2021
Tags
blog kami
Archive
Sign in to leave a comment
Di Toraja Tujuh Rektor Bahas Transformasi IAIN ke Universitas