Humas IAIN Parepare–Sebanyak 641 mahasiswa IAIN Parepare mengikuti KPM teori yang dilaksanakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) di gedung auditorium, (01s.d.-04/07/ 2022).
Sebelum mahasiswa melakukan Kuliah Pengabdian masyarakat (KPM), mahasiswa terlebih dahulu dibekali dan diarahkan melalui KPM teori agar fokus dan mampu berinovasi dalam bertindak di lapangan.
Pada kegiatan tersebut mahasiswa akan mempelajari terkait budaya masyarakat, moderasi beragama, teknik penulisan ilmiah, pemberdayaan masyarakat melalui kajian bisnis, serta pemanfaatan media sosial sebagai media promosi.
Ketua LP2M, Muhammad Ali Rusdi dalam laporannya menjelaskan bahwa KPM
teori dilaksanakan dikarenakan sudah masuk dalam kurikulum sehingga
wajib diprogram oleh mahasiswa sebelum berbaur ke masyarakat.
“KPM teori ini sebelumnya dilaksanakan secara online
dan dikebut dalam sehari. Pada kesempatan ini, pelaksanaan KPM teori
ini dilakukan dengan format yang berbeda dengan terus melakukan inovasi
baru sebagai evaluasi dari pelaksanaan KPM teori nantinya,” jelas Ali
Rusdi.
Lebih lanjut Ali Rusdi menyampaikan bahwa pada tahun ini
mahasiswa diberi kesempatan untuk memilih program KPM yang akan mereka
ikuti.
“Kami tawarkan kepada mahasiswa enam macam KPM yakni KPM
Nusantara, KPM Kerjasama, KPM regular, KPM Desa Binaan, KPM dari rumah
(DR), dan KPM Mandiri. Jadi mahasiswa bebas memilih pengabdian apa yang
akan mereka ikuti, meskipun nantinya ada yang harus melalui proses
seleksi,” tambahnya.
“Alhamdulillah, saya sangat mengapresiasi semangat mahasiswa yang mengikuti KPM teori ini. Itu artinya bahwa setelah kegiatan ini mahasiswa akan diberangkatkan ke lokasi KPMnya,” ungkap Rektor IAIN Parepare, Hannani mengawali sambutannya saat membuka KPM teori.
Lebih lanjut, Hannani menjelaskan bahwa program KPM orientasinya banyak
sekali. Salah satunya bagaimana kita menghilangkan kesan di tengah
masyarakat bahwa kampus itu seperti menara gading atau yang memiliki
sifat tinggi dan semua orang cerdas ada di situ tetapi tidak memberikan
manfaat kepada masyarakat, ” ujarnya.
Oleh karena itu sebelum
mahasiswa mengabdika diri ke masyarakat, lebih dulu harus mengetahui
budaya setempat yang ada di lokasi KPM.
“Jangan sampai mahasiswa ke
sana membawa budaya kampus. Meskipun budayanya sama, tetapi budaya
mahasiswa bisa saja telah mengalami pergeseran dari budaya setempat.
Oleh karena itu, melalui KPM teori ini kita harapkan mahasiswa dapat
mempersiapkan diri agar nantinya dapat berbaur dengan masyarakat,” pesan
Hannani.
Turut hadir pada kegiatan tersebut wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan
Kerjasama, para Dekan, Kepala Ma’had Jami’ah, Kepala Pusat penelitian,
Kepala Pusat Publikasi dan Penerbitan, sebagai pemateri.
(Eny/Tin)
641 Mahasiswa Ikuti KPM Teori, Ketua LP2M Tawarkan Enam Jenis Kuliah Pengabdian Masyarakat