Skip ke Konten

Menunggangi Gelombang Digital : Refleksi Tahun Baru Islam untuk Moderasi Beragama

19 Juli, 2023 oleh
Ahmad Zuhudy Bahtiar

oleh: Ir. Sufyaldy, M.Kom. (Kepala TIPD IAIN Parepare)

​Perayaan 1 Muharam 1445 Hijriyah, atau yang lebih dikenal sebagai Tahun Baru Islam, menjadi momen penting bagi umat Islam di seluruh dunia. Pada tahun 2023, perayaan ini akan jatuh pada tanggal 19 Juli menurut kalender Masehi. Namun, dalam era digital yang terus berkembang dengan pesat, perayaan ini sekaligus juga memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut dan memanfaatkannya sebagai sarana untuk memperkuat moderasi beragama. Tahun Baru Islam atau Malam Satu Suro bukan hanya sebuah perayaan tradisional semata, tetapi juga sebuah simbol yang memperkuat identitas umat Islam. ​Di tengah kemajuan teknologi dan digitalisasi yang tak terelakkan, umat Islam perlu menjaga keseimbangan antara dunia digital dan nilai-nilai agama yang mereka anut. Oleh karena itu, perayaan Tahun Baru Islam menjadi waktu yang tepat untuk merefleksikan bagaimana kita dapat menghadapi tantangan dan peluang yang ditawarkan oleh dunia digital.

​Dalam era digital, perluasan jangkauan dan aksesibilitas informasi dapat menjadi sarana yang kuat untuk memperkuat moderasi beragama. Umat Islam dapat memanfaatkan platform digital, seperti media sosial dan aplikasi mobile, untuk berkomunikasi, berbagi pemahaman agama, dan mempromosikan dialog yang inklusif dan toleran antar umat beragama. Dengan menghadirkan konten yang inspiratif, edukatif, dan positif, umat Islam dapat membangun citra yang positif tentang agama mereka dan membantu membentuk narasi yang seimbang di dunia maya. Dalam menghadapi gelombang digital, umat Islam perlu menyadari bahwa moderasi beragama bukanlah tentang menolak kemajuan teknologi, tetapi tentang memanfaatkannya secara bijaksana dan sejalan dengan nilai-nilai agama. Sebagai umat Islam, kita harus menjadi pelaku aktif dalam merumuskan narasi yang seimbang di dunia maya, menghindari ekstremisme dan fanatisme yang dapat merusak citra agama kita.

​​Dalam menumbuh kembangkan moderasi beragama di era digital, penting bagi umat Islam untuk memperkuat literasi digital dan tetap kritis. Kemampuan untuk memilah informasi yang valid, mengenali berita palsu, dan menjaga kerahasiaan dan keamanan pribadi adalah keterampilan yang penting. Dengan meningkatkan literasi digital, kita dapat menumbuhkan pemahaman yang lebih baik tentang agama dan menghadapi tantangan ekstremisme yang mungkin muncul di dunia maya. Selain itu, komunitas Muslim perlu memanfaatkan kekuatan media sosial dan platform digital lainnya untuk mempromosikan dialog antaragama, toleransi, dan saling pengertian. Melalui konten yang inspiratif, edukatif, dan positif, kita dapat membentuk citra yang positif tentang Islam dan menghubungkan dengan masyarakat lintas agama secara lebih efektif. Namun, menjaga moderasi beragama dalam era digital juga membutuhkan kesadaran diri. Kita perlu mengendalikan waktu yang dihabiskan di dunia maya, menghindari perdebatan yang tidak sehat, dan menjaga etika dalam interaksi online. Kedewasaan dalam berkomunikasi dan pemahaman bahwa tindakan kita di dunia digital memiliki dampak nyata adalah hal yang penting dalam menumbuhkan moderasi beragama yang sehat.

​Dalam rangka memanfaatkan gelombang digital yang tidak pernah dan tidak akan surut secara bijaksana, umat Islam perlu memiliki sikap yang proaktif dalam belajar dan mengembangkan diri. Menghadapi perkembangan teknologi yang terus berubah dan inovasi yang tak henti-hentinya, penting bagi umat Islam untuk terus memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka. Kita harus terbuka untuk mempelajari hal baru, beradaptasi, dan menggunakan inovasi yang ada untuk kebaikan umat dan masyarakat luas.

​Mempelajari hal baru tidak hanya melibatkan pemahaman tentang perkembangan teknologi yang terbaru, tetapi juga memahami bagaimana teknologi tersebut dapat diaplikasikan secara efektif dalam konteks agama dan kehidupan sehari-hari. Ini meliputi pemahaman tentang aplikasi mobile, media sosial, platform pembelajaran online, dan alat-alat lainnya yang dapat digunakan untuk memperdalam pemahaman agama, berkomunikasi dengan umat Muslim lainnya, dan berbagi nilai-nilai Islam dengan masyarakat luas. ​Selain belajar, umat Islam juga perlu beradaptasi dengan perubahan teknologi dan memanfaatkannya untuk kebaikan umat dan masyarakat luas. Beradaptasi tidak hanya berarti mengikuti tren teknologi terkini, tetapi juga mengidentifikasi cara-cara baru untuk menyampaikan pesan-pesan agama yang relevan dan mendalam kepada khalayak yang lebih luas. Misalnya, dengan menggunakan platform live streaming untuk menyelenggarakan ceramah agama, webinar, atau diskusi interaktif yang dapat diikuti oleh umat Muslim dari berbagai belahan dunia.

​​Selain hal diatas, umat Islam juga dapat memanfaatkan inovasi yang ada untuk meningkatkan efisiensi dalam menjalankan ibadah. Misalnya, dengan menggunakan aplikasi dan perangkat digital yang membantu mengatur jadwal salat, menghitung zakat, atau memberikan pengingat untuk berpuasa selama bulan Ramadan. Dengan menggunakan teknologi secara cerdas, umat Islam dapat membawa kemudahan dan manfaat yang lebih besar dalam menjalankan tugas-tugas agama mereka. Juga menjadi penting untuk senantiasa menjaga keselarasan antara teknologi dan nilai-nilai agama. Meskipun teknologi dapat memberikan kemudahan dan aksesibilitas yang luar biasa, kita harus selalu ingat untuk tidak terjebak dalam perangkap konsumerisme dan mengabaikan aspek spiritual dalam kehidupan kita. Sikap kritis, kesadaran diri, dan penggunaan teknologi dengan penuh tanggung jawab menjadi kunci untuk menjaga keseimbangan yang sehat antara dunia digital dan nilai-nilai agama yang dijunjung tinggi.

Selamat Tahun Baru Islam atau Malam Satu Suro !.  ​Festival yang sekaligus menjadi kesempatan yang baik untuk merefleksikan komitmen kita terhadap moderasi beragama di era digital. Dengan kesadaran, literasi digital yang kuat, penggunaan platform digital yang positif, dan pemahaman yang mendalam tentang agama, kita dapat menumbuhkan moderasi yang sehat dan menjadi agen perubahan yang membawa kebaikan dalam dunia maya.


di dalam Opini
Ahmad Zuhudy Bahtiar 19 Juli 2023
Label
Arsip