Penguatan Kualitas Pembina Asrama: ToT Tahsin dan Tahfiz Al-Qur'an di Ma'had Al-Jami'ah IAIN Parepare

3 September, 2024 oleh
rahmawatiar

Humas IAIN Parepare--Ma’had Al-Jami’ah mengadakan kegiatan Training of Trainer (ToT) bagi Pembina Asrama Ma'had Al-Jami'ah IAIN Parepare dengan enam materi yang diberikan, salah satunya adalah Pembelajaran Tahsin dan Tahfiz Al-Qur’an yang disampaikan oleh  H. Sudirman, M.A. pada  Jumat, (30-8-2024). Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kompetensi pembina dalam mengajarkan dan membimbing santri dalam memperbaiki bacaan Al-Qur'an (Tahsin) serta menghafal Al-Qur'an (Tahfiz).

H. Sudirman, M.A., menekankan bahwa pembelajaran Tahsin dan Tahfiz Al-Qur'an harus dimulai dengan pemahaman mendalam tentang kaidah tajwid. Menurutnya, memperbaiki dan memperindah bacaan Al-Qur'an sesuai dengan tajwid adalah langkah awal yang krusial dalam proses pembinaan santri. "Dalam Tahsin, kita memperbaiki dan memperindah bacaan Al-Qur'an agar sesuai dengan kaidah tajwid yang benar. Sedangkan dalam Tahfiz, fokus kita adalah menghafal Al-Qur'an dengan teknik yang efektif dan berkesinambungan," ujar Sudirman.

Selain itu, Sudirman juga menggarisbawahi pentingnya pendekatan pembelajaran yang interaktif dan menarik. Ia berpendapat bahwa penggunaan berbagai media dan alat bantu dapat membantu pembina dalam mengatasi berbagai kesulitan belajar yang mungkin dihadapi oleh mahasantri. "Pendekatan pembelajaran harus interaktif dan menarik, menggunakan berbagai media dan alat bantu yang mendukung, serta mampu mengatasi kesulitan belajar yang mungkin dihadapi mahasantri," kata Sudirman dalam penjelasannya.

Sudirman menambahkan bahwa penilaian dan evaluasi yang dilakukan terhadap perkembangan tahsin dan tahfiz mahasantri harus bersifat konstruktif. Umpan balik yang memotivasi dan penetapan target yang jelas menjadi faktor penting dalam proses ini. "Penilaian dan evaluasi terhadap perkembangan tahsin dan tahfiz perlu dilakukan secara konstruktif, memberikan umpan balik yang memotivasi, dan menetapkan target yang jelas untuk setiap mahasantri," jelasnya.

Akhirnya, Sudirman menekankan pentingnya etika dan sikap yang baik dalam proses pembelajaran. Ia menegaskan bahwa menanamkan kecintaan terhadap Al-Qur'an, sikap sabar, dan menghargai perbedaan setiap individu adalah nilai-nilai yang harus dijaga oleh para pembina. "Kita harus menanamkan kecintaan terhadap Al-Qur'an, menumbuhkan sikap sabar, serta menghargai perbedaan dan kecepatan belajar setiap individu," tutup Sudirman dalam sesinya.

Selain itu, para pembina juga diajarkan bagaimana menciptakan lingkungan asrama yang mendukung dan memotivasi mahasantri dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menghafal Al-Qur'an. Fokus utamanya adalah pada pendekatan yang personal dan berpusat pada mahasantri, di mana setiap mahasantri mendapatkan bimbingan yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan mereka.

Materi ini bertujuan untuk membekali para pembina dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengajar dan membimbing santri dalam pembelajaran Tahsin dan Tahfiz dengan cara yang efektif dan inspiratif. (rhm/Tin)

di dalam Berita
rahmawatiar 3 September, 2024
Label
Arsip