Kutitip Bangsa di Pundakmu
(Apresiasi Hari Sumpah Pemuda Nasional)
Oleh : Dr Ahdar Djamaluddin, M.Pd.I
(Dosen IAIN Parepare)
Siapa itu pemuda?
Istilah pemuda sering dikonotasikan dengan masa remaja. Secara psikologis, masa remaja mengembangkan skema tentang berbagai variasi orang tertentu dalam menunjukkan tampilan emosinya dan mengatur tampilan emosi mereka berdasarkan skema tersebut.
Remaja cenderung mencoba melepas ikatan emosional mereka dari orang tua dan lebih banyak mengembangkan persahabatan dengan teman sebayanya. Teman sebaya lebih mudah menerima emosi remaja dari pada orang tua. Hal inilah yang seringkali terjadi benturan antara orang tua dan remaja ketika masing-masing tidak dapat memahami satu sama lain. Istilah Pemuda pada prinsipnya melewati batas-batas umur, namun biasanya dilihat dari segi semangat, dedikasi, kegelisahan untuk melakukan perubahan, dan sebagainya. Pemuda merupakan istilah demografis dan sosiologis dalam konteks tertentu.
Bagaimana pemuda sekarang ini?
Masalah besar yang dihadapi pemuda saat ini adalah masa depan mereka, jika masa depan mereka baik, maka negara dan agama pasti baik. Tetapi jika masa depan pemudanya rusak maka negara dan agama juga ikut rusak. Masa depan pemuda haruslah di pupuk dengan optimal, kreatif dan berdedikasi tinggi. Mengapa? karena jumlah mereka akan semakin banyak, sedangkan lapangan kerja itu semakin terbatas.
Sehingga mereka dituntut untuk dapat menciptakan lapangan kerja sendiri dengan skill dan kemampuan yang dimiliki dan tidak hanya menunggu lamaran pekerjaan. Keahlian dan keterampilan ini telah menjadi syarat dalam program pendidikan saat ini dengan mengharuskan ada sertifikat pendamping Ijazah. Walau pemerintah telah menganjurkan skill tersebut kepada pemuda, namun karena saat ini kondisi dan waktu yang menjawab bahwa pemuda kita lebih senang hidup dengan keinginan mereka dan masih terkesan acuh terhadap masalah-masalah sosial di lingkungannya.
Pemuda-pemuda saat ini telah terpengaruh dalam hal pergaulan bebas, penyalahgunaan narkotika, kenakalan remaja, bahkan kemajuan teknologi pun yang seharusnya membuat mereka lebih terfasilitasi untuk menambah wawasan ataupun bertukar informasi justru malah disalahgunakan.
Kekurangan lapangan dan kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran dan setengah pengangguran itu ada dikalangan pemuda mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional dan memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional serta dapat menimbulkan berbagai problem sosial lainnya. Peranan pemuda saat ini dalam sosialisasi bermasyarakat menurun drastis. Mereka lebih mengutamakan kesenangan untuk dirinya sendiri dan lebih sering bermain-main dengan kelompoknya. Padahal, dulu biasanya pemudalah yang berperan aktif dalam menyukseskan kegiatan-kegiatan di masyarakat seperti acara keagamaan, peringatan Hari Kemerdekaan.
Menurut Prof. Dr. Agus Aris Munandar, guru besar pada Fakultas Budaya Universitas Indonesia keadaan seperti ini yang dialami pemuda kita akan menjadi ketegangan Psikologis. Jiwa dan semangat mereka yang sedang bangkit dan tidak tersalurkan dalam hal positif maka akan lebih cendung menuju kepada hal-hal yang berbau negatif dalam kehidupan mereka. Lanjut masalah kedua yang dihadapi pemuda kembali menyoroti dari sisi lain, selain masalah lapangan kerja, Aris juga menyentil tentang sikap masa bodoh kebanyakan generasi muda Indonesia. Menurutnya, karena kondisi dan situasi zaman, mereka yang hidup di tengah-tengah kemodernan sebenarnya tahu tentang ke-Indonesia-an tetapi betul-betul lupa soal sejarah persatuan bangsa.
Kelompok pemuda itulah, kata Aris, yang perlu disentuh kembali agar kesadarannya akan nasionalisme meningkat. Dan peringatan Sumpah Pemuda menjadi momentum anak muda Indonesia mengingat janji suci pendahulunya untuk mengutamakan persatuan dan kesatuan.
Masalah yang lain yang terjadi pada pemuda kita saat ini adalah banyak perkawinan dini akibat dari pergaulan bebas. Sehingga mau tak mau harus menanggung beban untuk dirinya dan keluarganya. Tanpa pengetahuan yang memadai dan keterampilan yang maksimal membuat pemuda kita harus lebih mengandalkan otot untuk dapat menyambung hidupnya. Dalam hidup yang serba keterbatasan dan serba kekurangan sehingga untuk menciptakan produk generasi ke depan semakin memperihatinkan, karena disebabkan kekurangan gizi dan nutrisi yang tidak seimbang dalam pola tumbuh dan kembang generasi lanjut.
Dalam rangka memecahkan permasalahan generasi muda di atas, diperlukan usaha-usaha terpadu, terarah dan berencana dari seluruh potensi nasional dengan melibatkan generasi muda sebagai subjek pembangunan. Organisasi-organisasi pemuda yang telah berjalan baik merupakan potensi yang siap untuk dilibatkan dalam kegiatan pembangunan nasional.
(Read next page 2)
27 Oktober, 2020
oleh
webadmin1
di dalam Berita
webadmin1
27 Oktober 2020
Kutitip Bangsa di Pundakmu