Skip ke Konten

Kuliah Tamu di FUAD IAIN Parepare: Prof. Endang Rochmiatun Bahas Digitalisasi Peradaban Islam

5 Desember, 2024 oleh
Humas IAIN Parepare

Humas IAIN Parepare --- Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Parepare menggelar kuliah tamu bertema “Digitalisasi Peradaban Islam: Dari Manuskrip Kuno ke Platform Modern” pada Kamis (5/12/2024) di Gedung Perpustakaan lantai 4. Kuliah ini menghadirkan Guru Besar dan Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah Palembang, Prof. Dr. Hj. Endang Rochmiatun, S.Ag., M.Hum., sebagai pembicara utama.

Dekan FUAD IAIN Parepare, Dr. Andi Nurkidam, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa kuliah tamu ini telah direncanakan sejak lama, terutama setelah Program Studi Sejarah Peradaban Islam (SPI) meraih akreditasi unggul. “Sejak SPI mendapatkan akreditasi unggul, kami merancang kuliah tamu ini, dan hari ini Prof. Endang hadir untuk berbagi ilmu,” ujarnya.

Prof. Endang dalam paparannya menjelaskan alasan pentingnya mempelajari peradaban. Menurutnya, peradaban adalah tahap lanjut dari kebudayaan yang mencakup kemajuan dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Ia menyoroti perbedaan antara kebudayaan yang dimiliki semua masyarakat dengan peradaban yang hanya dicapai masyarakat tertentu.

Selain itu, Prof. Endang membahas sejarah peradaban Nusantara yang banyak dipengaruhi oleh budaya India, dengan bukti seperti prasasti Mulawarman di Kalimantan Timur dan Purnawarman di Jawa Barat. Ia menegaskan bahwa manuskrip kuno adalah warisan yang harus dilestarikan dan didigitalisasi agar tetap relevan di era modern.

Lebih lanjut, Prof. Endang memaparkan tiga wujud kebudayaan Islam: wujud ideal berupa gagasan, wujud aktivitas dalam tindakan sosial, dan wujud artefak seperti seni kaligrafi dan arsitektur masjid. "Digitalisasi peradaban membantu menjaga keberlangsungan ketiga wujud ini," jelasnya.

Rektor IAIN Parepare, Prof. Dr. Hannani, M.Ag., yang turut hadir, menekankan pentingnya digitalisasi dalam menjaga warisan keilmuan. “Digitalisasi bukan sekadar melestarikan manuskrip kuno, tetapi juga menghubungkan generasi muda dengan tradisi intelektual masa lalu,” ungkapnya.

Prof. Hannani juga menyinggung kekayaan tradisi keilmuan Sulawesi Selatan, termasuk kisah To Manurung dan epik La Galigo. “Peradaban Bugis dengan aksara Lontara menunjukkan bahwa tradisi tulis-menulis sudah lama berkembang di wilayah ini,” tambahnya.

Ia mengajak para peserta untuk terus mengkaji manuskrip kuno dan menghidupkan kembali nilai-nilai tradisional melalui riset ilmiah. “Peradaban yang maju adalah peradaban yang memiliki budaya tulis, dan ini sudah dimiliki oleh masyarakat Sulawesi Selatan,” tegasnya.

Kuliah tamu ini juga menyoroti peran air dalam membangun peradaban besar dunia, seperti Mesopotamia dan Mesir Kuno. Prof. Endang menjelaskan bahwa peradaban-peradaban tersebut berkembang berkat sistem irigasi yang canggih, yang dapat menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat modern.

Di akhir kuliah, Prof. Endang mengajak seluruh peserta untuk terlibat aktif dalam mendigitalisasi manuskrip lokal agar dapat diakses lebih luas. “Digitalisasi adalah kunci menjaga warisan intelektual agar tidak hilang ditelan zaman,” pungkasnya.

Penulis : Saidin Hamzah

di dalam Berita
Humas IAIN Parepare 5 Desember 2024
Label
Arsip