Skip ke Konten

Ketua Prodi SPI IAIN Parepare Hadiri Rapat Kerja PPSI di Padang, Sumatera Barat

24 Oktober, 2024 oleh
saidinhamzah

Humas IAIN Parepare--Ketua Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam (SPI) Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) IAIN Parepare, Ahmad Yani, menghadiri Rapat Kerja Perkumpulan Program Studi Sejarah se-Indonesia (PPSI) yang berlangsung di Kota Padang, Sumatera Barat.


Perkumpulan Program Studi Sejarah se-Indonesia (PPSI) merupakan sebuah asosiasi yang bernaung di bawah tiga kategori perguruan tinggi, yaitu perguruan tinggi umum, perguruan tinggi kependidikan, dan perguruan tinggi Islam.


Rapat Kerja (raker) tersebut diselenggarakan selama tiga hari, dari 21 hingga 23 Oktober 2024, dengan tujuan memperkuat jaringan antarprogram studi sejarah di Indonesia serta menyusun program kerja strategis untuk pengembangan studi sejarah, mencakup Ilmu Sejarah, Pendidikan Sejarah, dan Sejarah Peradaban Islam di tanah air.

Dalam kegiatan tersebut, berbagai isu penting dibahas, antara lain pembentukan Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) Kesejarahan, penyesuaian kurikulum, peningkatan kualitas penelitian sejarah, serta kolaborasi antarperguruan tinggi dalam pelestarian warisan budaya bangsa.


Ahmad Yani menyatakan bahwa partisipasi dalam kegiatan ini sangat penting untuk memperluas wawasan, memperkuat jejaring akademik, serta mendorong program-program inovatif di bidang Sejarah Peradaban Islam.


Selain itu, rapat kerja ini juga menjadi ajang pertukaran gagasan dan strategi dalam menghadapi tantangan era digitalisasi serta perubahan paradigma pembelajaran sejarah yang semakin mengandalkan teknologi. Kegiatan ini diharapkan mampu mendorong sinergi dan kolaborasi yang lebih kuat antara program studi sejarah di Indonesia.


Partisipasi Prodi SPI IAIN Parepare dalam Raker PPSI diharapkan dapat memperkuat sinergi antarprogram studi sejarah se-Indonesia, sejalan dengan visi Prodi SPI untuk unggul dan kompetitif dalam kajian Sejarah Peradaban Islam di kawasan Indonesia Timur. Rapat kerja ini juga menjadi momentum penting untuk mengembangkan inovasi dalam pembelajaran dan penelitian sejarah berbasis teknologi, yang selaras dengan kebijakan nasional di bidang pendidikan tinggi dan kebudayaan, tambah Ahmad Yani. (Shz/Tin)

di dalam Berita
saidinhamzah 24 Oktober 2024
Label
Arsip