Humas IAIN Parepare --- IAIN Parepare terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas layanan, termasuk di bidang perpustakaan. Hal ini terlihat dari capaian predikat A (Unggul) yang diraih perpustakaan IAIN Parepare dalam akreditasi.
Momentum apel pagi civitas academica IAIN Parepare yang berlangsung di lapangan Moderasi Beragama, Senin (18/11/2024) dimanfaatkan Kepala Perpustakaan, Sirajuddin yang bertindak sebagai pembina apel pagi, untuk menyampaikan progres dan capaian perpustakaan serta layanannya.
Dalam arahannya, Sirajuddin mengungkapkan bahwa perpustakaan IAIN Parepare kini telah memiliki 17 jenis layanan yang dirancang untuk memberikan kenyamanan bagi para pengguna. "Tahun ini, perpustakaan sudah memiliki 17 jenis layanan. Dengan layanan tersebut, kami berupaya memberikan layanan yang nyaman kepada seluruh pustaka," ujar Sirajuddin.
Salah satu layanan yang menarik perhatian dan mendapat respons positif dari assessor adalah desain lecture corner. Sirajuddin, yang juga seorang olahragawan, menjelaskan bahwa assessor Perpusnas menilai lecture corner sebagai layanan unik yang belum dimiliki perpustakaan lain.
"Pada saat kami assessmen, salah satu layanan yang menarik dan di respon positif assessor adalah desain lecture corner. Assessor Perpusnas menilai layanan lecture corner adalah layanan unik dan tidak dimiliki perpustakaan mana pun hingga saat itu," jelas Sirajuddin
Sirajuddin juga mengapresiasi peran dosen dalam pengembangan koleksi buku di perpustakaan. "Saya juga mengapresiasi teman-teman dosen yang cukup aktif menyimpan buku-buku karya mereka sendiri sehingga menambah jumlah koleksi buku di perpustakaan," ungkapnya.
Meskipun telah meraih predikat unggul, Sirajuddin menegaskan bahwa masih banyak hal yang perlu dibenahi, khususnya dalam hal keamanan dan infrastruktur. "Alhamdulillah, dari sisi akreditasi kita sudah predikat A (unggul), tetapi banyak yang perlu dibenahi," papar mantan atlet ini.
Salah satu kendala yang dihadapi adalah keterbatasan dana untuk pengadaan Radio Frequency Identification (RFID) yang dibutuhkan untuk meningkatkan keamanan koleksi. "Dari segi security kami masih mengalami kendala, khususnya dalam pengadaan Radio Frekuensi Identification (RFID) karena terhambat biaya pengadaan," ungkap Sirajuddin.
Selain itu, perpustakaan juga membutuhkan desain fisik untuk pengembangan lecture corner guna memenuhi standar 9 akreditasi pada masa mendatang. "Selain itu, kami juga butuh desain fisik untuk pengembangan lecture corner karena hal ini sangat dibutuhkan dalam memenuhi standar 9 akreditasi pada masa datang," tambah Sirajuddin.
Jadi Pembina Apel Pagi, Sirajuddin Paparkan Layanan Perpustakaan