Skip ke Konten

Hari Buruh di Tengah Pandemi Covid 19 antara Corona atau PHK

2 Mei, 2020 oleh
webadmin1

Hari Buruh di Tengah Pandemi Covid 19 antara Corona atau PHK
Penulis: Musmulyadi (Dosen Institut Agama Islam Negeri Parepare)

Opini —- Hari buruh diperingati setiap tanggal 1 Mei, peringatan hari buruh berbeda dari tahun -tahun sebelumnya. Kali ini hari buruh bertepatan dengan adanya wabah virus corona yang melanda dunia ini, khususnya Indonesia.

Jika tahun sebelumnya hari buruh diperingati dengan aksi demonstrasi, tahun ini tidak lagi, bahkan boleh dikatakan bahwa hari buruh tahun ini sangat memprihatinkan yang diakibatkan oleh wabah virus corona. Tahun sebelumnya masih bisa dilakukan dengan cara aksi menuntut kesejahteraan buruh, tetapi tahun ini tidak lagi karena keterbatasan akibat wabah virus corona yang membuat orang-orang saling menjaga jarak.

Banyak juga yang mengisi hari buruh di tengah pandemi ini mengisi dengan aktivitas positif diantaranya saling membantu atau memberikan sembako bagi yang membutuhkan. Hal tersebut sangat berdampak pada semangat para buruh yang di PHK agar bisa semangat kembali dalam mengisi hari-harinya.

2,8 Juta Buruh Kena PHK
Di tengah pandemi virus corona banyak buruh yang menyambut peringatan hari buruh tidak dengan senang hati karena banyaknya buruh yang terkena PHK dan tidak bisa lagi menyuarakan aspirasinya di jalan. Apalagi saat ini pemerintah telah melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Tercatat jumlah pekerja yang terimbas Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat dari adanya wabah virus corona ini sudah mencapai lebih dari dua juta orang.

CNN Indonesia merilis bahwa akibat Corona, 2,8 Juta Buruh Kena PHK dan Dirumahkan per tanggal 20 April 2020, dan akan terus bertambah. Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menyatakan jumlah pekerja dari sektor formal korban PHK dan dirumahkan mencapai 1,54 juta orang. Kemudian, khusus di sektor informal jumlahnya sebanyak 538 ribu pekerja.

“PHK itu langkah pamungkas, langkah terpaksa ketika langkah lain tak mungkin lagi. Tapi kalau masih mungkin meniadakan lembur, mengurangi shift dan jam kerja, merumahkan bergilir dengan separuh gaji, ya dicoba dululah langkah itu,” ujar Ida dalam keterangan resmi.

Sementara, jumlah perusahaan yang melakukan PHK dan merumahkan karyawannya tercatat sebanyak 116,37 ribu perusahaan. Angka itu terdiri dari 84 ribu dari perusahaan di sektor formal dan 31 ribu perusahaan di sektor informal.

Di lain sisi, buruh kontraklah yang paling memiliki dampak besar di tengah pandemi virus corona ini atau mereka yang diperkerjakan hanya pada tahun tertentu saja yang lebih rentan dipecat dan diPHK-kan ketimbang dengan pegawai tetap. Jumlah buruh kontrak yang sudah tidak lagi bekerja sulit ditentukan karena keberadaannya susah terdeteksi oleh serikat buruh.

Tidak Ada Yang Menguntungkan… [next Page 2]

[page 2]

Tidak Ada yang Menguntungkan

Perasaan buruh saat ini campur aduk antara corona atau PHK. Keduanya tersebut tidak ada yang menguntukkan, yang berimbas PHK berniat mencari pekerjaan baru demi mencukupi kebutuhan sehari-hari dalam menghidupi anak-anak dan istrinya tetapi memiliki keterbatasan karena adanya PSBB. Berdiam diri di rumah juga tidak mungkin dilakukan karena ada kewajiban yang harus dilakukan.

Jika PHK yang dilakukan sebelum masa pandemi virus corona masih banyak alternatif lain untuk mencari pekerjaan baru, akan tetapi jika PHK bertepatan dengan wabah virus corona itu sulit karena ruang gerak yang semakin sempit.

Hanya memiliki pilihan berdiam diri di rumah atau membuka usaha kecil-kecilan di rumah. Seperti berdagang di depan rumah yang bisa memiliki keuntungan dengan begitu bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Mungkin dengan cara tersebut bisa menjadi solusi bagi yang terkena PHK dan memiliki keterbatasan mencari pekerjaan baru di luar rumah. Walaupun pekerjaan tersebut tidak memiliki prospek yang cerah di tengah wabah virus corona sekarang ini.

Hari buruh muncul dua pilihan antara corona atau PHK. Korban dari PHK merasa kesulitan mengakses program prakerja pemerintah gelombang pertama, para buruh berharap pemerintah bisa terlebih dahulu fokus memberikan bantuan untuk menyambung hidup sehari hari, karena hal tersebutlah yang menjadi penting untuk sekarang ini.

Buruh adalah salah satu elemen penting dalam pembangunan bangsa. Selamat Hari buruh 1 Mei 2020.

di dalam Berita
webadmin1 2 Mei 2020
Label
Arsip