Humas IAIN Parepare – Dalam rangkaian acara Festival Jalur Rempah yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Parepare, Ketua Program Studi Sejarah Peradaban Islam (SPI) Ahmad Yani, dan Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD), A. Nurkidam, tampil sebagai pemateri utama. Acara yang berlangsung pada Jumat, 20 Desember 2024, ini menjadi ajang penting untuk menggali kembali nilai-nilai sejarah dan budaya maritim Indonesia.
Ahmad Yani menyampaikan materi berjudul "Jalur Rempah dan Penyebaran Agama di Pantai Barat Sulawesi." Dalam paparannya, ia menjelaskan bagaimana jalur rempah tidak hanya menjadi jalur perdagangan tetapi juga jalur penyebaran agama, khususnya Islam, di kawasan Pantai Barat Sulawesi. “Jalur rempah merupakan poros penting dalam transformasi sosial dan budaya masyarakat Sulawesi, khususnya dalam proses Islamisasi. Aktivitas perdagangan rempah membuka ruang bagi interaksi antarbudaya dan pertukaran ideologi,” ungkap Ahmad Yani di hadapan audiens.
Sementara itu, A. Nurkidam membawakan materi bertema "Mandar dalam Pusaran Maritim." Ia membahas peran masyarakat Mandar sebagai pelaut ulung yang berkontribusi dalam dinamika perdagangan dan interaksi budaya di kawasan Nusantara. Menurut A. Nurkidam, kearifan lokal Mandar dalam tradisi pelayaran dan perdagangan menjadi salah satu warisan budaya yang harus dilestarikan. “Budaya maritim Mandar mencerminkan identitas bangsa kita sebagai bangsa bahari. Hal ini perlu terus diperkenalkan kepada generasi muda agar tidak hilang ditelan zaman,” tegasnya.
Festival Jalur Rempah ini tidak hanya menghadirkan diskusi ilmiah, tetapi juga diramaikan dengan pameran budaya, seni, dan kuliner khas daerah. Kehadiran kedua narasumber dari IAIN Parepare menjadi salah satu daya tarik utama dalam acara ini. Partisipasi mereka menunjukkan komitmen perguruan tinggi dalam mendukung pelestarian sejarah dan budaya lokal melalui pendekatan akademik.
Acara ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat Parepare dan sekitarnya tentang pentingnya jalur rempah sebagai bagian dari sejarah nasional dan identitas budaya. “Melalui festival ini, kami ingin menghidupkan kembali semangat masyarakat untuk memahami sejarah dan budaya maritim sebagai kekayaan bangsa yang tak ternilai,” ujar Niniek Harsyani mewakili kabid Kebudayaan Kota Parepare dalam sambutannya.
Dengan adanya kolaborasi antara pemerintah daerah, akademisi, dan masyarakat, Festival Jalur Rempah ini menjadi momentum penting untuk merefleksikan kembali posisi Sulawesi Selatan dalam peta sejarah dan budaya maritim dunia.
Penulis : Saidin Hamzah
Editor : Alfiansyah Anwar
Festival Jalur Rempah: Ketua Prodi SPI dan Dekan FUAD Berbagi Pengetahuan Sejarah dan Budaya Maritim