Skip ke Konten

Dosen IAIN Parepare Bahas Transformasi Islamisasi Tradisi Lokal Syukuran 'Menre Bola Baru' dalam Etnis Bugis di Seminar Internasional Malaysia

28 Oktober, 2024 oleh
Irmawati

Humas IAIN Parepare -- Dosen Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam (Fakshi) IAIN Parepare, Dr. Hj. Muliati Sesady, M.Ag, tampil sebagai pembicara dalam seminar internasional yang diselenggarakan Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) pada Kamis, 24 Oktober 2024.


Pada kesempatan tersebut, Dr. Muliati membawakan presentasi berjudul "Transformasi Islamisasi Tradisi Lokal Syukuran 'Menre Bola Baru' dalam Masyarakat Etnis Bugis," yang menarik perhatian akademisi dari berbagai negara.


Dalam paparannya, Dr. Muliati menjelaskan bahwa "Menre Bola Baru" merupakan tradisi sakral dalam budaya masyarakat Bugis yang melambangkan identitas, warisan, dan kebanggaan budaya. "Tradisi ini tidak hanya menjadi penanda identitas, tetapi juga sebagai media untuk mempererat hubungan sosial serta membangun ikatan kuat dalam masyarakat Bugis," jelas Dr. Muliati.


Seminar ini dihadiri oleh peneliti, dosen, dan mahasiswa dari berbagai belahan dunia yang tertarik pada kajian budaya dan agama, khususnya dalam konteks Islamisasi dan dampaknya terhadap tradisi lokal. Dr. Muliati menyampaikan bahwa "Menre Bola Baru" telah mengalami transformasi seiring waktu, khususnya dalam mengakomodasi nilai-nilai Islam tanpa menghilangkan esensi tradisionalnya.


Lebih lanjut, Dr. Muliati memaparkan bahwa proses Islamisasi dalam tradisi "Menre Bola Baru" merupakan bentuk adaptasi budaya yang tetap menghormati nilai-nilai lokal. Menurutnya, masyarakat Bugis berupaya keras mempertahankan tradisi ini sembari menyelaraskan dengan nilai-nilai Islam, sehingga tercipta keseimbangan antara inovasi dan pelestarian budaya.


"Tradisi ini mencerminkan nilai-nilai seperti gotong royong dan penghormatan antargenerasi. Masyarakat Bugis menyadari pentingnya menjaga warisan ini agar dapat diteruskan dan relevan bagi generasi mendatang," ujarnya.


Dr. Muliati juga menjelaskan bahwa tantangan utama dalam transformasi tradisi ini adalah bagaimana masyarakat Bugis menghadapi tekanan globalisasi dan urbanisasi yang semakin mempengaruhi praktik budaya mereka. Meski begitu, menurutnya, masyarakat Bugis berhasil mempertahankan nilai-nilai luhur dari tradisi ini meskipun menghadapi arus perubahan yang cepat.


Dalam sesi tanya jawab, Dr. Muliati mendapat berbagai pertanyaan dari audiens terkait metode masyarakat Bugis dalam mengintegrasikan Islamisasi ke dalam tradisi mereka. Ia menyebutkan bahwa Islamisasi tidak hanya tentang mengganti elemen tradisi dengan ajaran agama, tetapi juga menyesuaikan nilai-nilai tanpa mengubah esensinya.


Ia menekankan bahwa pelestarian budaya yang dinamis merupakan kunci untuk menjaga identitas masyarakat Bugis. "Masyarakat Bugis menunjukkan komitmen untuk menjaga tradisi 'Menre Bola Baru' sambil tetap relevan dalam konteks modern," jelasnya.


Di akhir presentasi, Dr. Muliati menyampaikan harapan agar kajian ini menjadi inspirasi bagi masyarakat lain untuk menjaga warisan budayanya di tengah arus globalisasi. Presentasinya mendapat apresiasi dari para peserta seminar, yang menilai bahwa perspektif tentang Islamisasi tradisi lokal ini memberikan wawasan baru dalam memahami hubungan antara agama dan budaya. (alf)

di dalam Berita
Irmawati 28 Oktober 2024
Label
Arsip