Dosen HPI IAIN Parepare Jadi Pembanding Bedah Buku "Islam, Media Sosial, dan Generasi Postmilenial"

2 Oktober, 2024 oleh
Jihan Putri Umairah


Humas IAIN Parepare --  Dosen Prodi Hukum Pidana Islam (HPI), Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam (Fakshi) IAIN Parepare, Alfiansyah Anwar didaulat menjadi pembanding dalam kegiatan bedah buku. Acara itu digelar di Perpustakaan IAIN Parepare Lantai 4, Selasa siang (1/10/2024).


Buku berjudul "Islam, Media Sosial, dan Generasi Postmilenial" itu  diterbitkan Deeppublish. Buku itu merupakan karya Dosen Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Parepare, Dr Muhammad Qadaruddin dan Wahyuddin Bakri serta editor Almarhum Dinul Fitrah Mubaraq.


Puluhan Mahasiswa IAIN Parepare turut hadir sebagai peserta dalam acara itu.

Alfiansyah Anwar yang juga Koresponden Metro TV itu mengatakan, dalam buku tersebut memaparkan sejumlah mahasiswa yang suka menonton ceramah dakwah islam yang ditayangkan di Youtube. Kondisi itu, katanya, baik untuk menambah wawasan dan keilmuan.


"Buku ini banyak mengulas mengenai pesan dakwah dalam keislaman. Karena itu, saya merekomendasikan agar buku ini bisa terus dikembangkan dan kalau bisa dicetak ulang," kata Alfiansyah Anwar yang juga telah menerbitkan 4 karya buku; 1 karya sendiri dan 3 book chapter serta belasan artikel jurnal.


Saat ini, lanjut Alfian--sapaan akrab Alfiansyah Anwar, terjadi "tsunami" informasi, khususnya di media sosial. Sehingga, kata Alfian, harus pandai-pandai memilah dan memilih informasi. "Saring informasi tersebut sebelum dishare. Bila menemukan informasi yang meragukan atau terdeteksi hoax, bisa dikirim ke website www.cekfakta.com untuk dicari informasi kebenarannya," ujar Direktur Media Online Pijarnews.com (Terverifikasi Dewan Pers).


Namun yang menjadi catatan, katanya, buku ini tidak menggunakan footnote melainkan langsung menuliskan sumber referensi dalam kalimatnya. Misalnya Pratiwi (2018) menyebut bahwa Dakwah Adi Hidayat dilakukan dengan cara yang baik, tidak menggurui, dan dapat dijadikan sebagai teladan, perkataan yang membekas pada jiwa, kena di hati, dan tidak ada pemaksaan.


Selain itu, Alfian yang juga Dosen di Prodi Jurnalistik Islam mengatakan, buku tersebut sangat bermanfaat bagi akademisi (mahasiswa, dosen dan tenaga pendidik), praktisi media, conten creator, dan masyarakat umum. "Buku ini bisa juga menjadi referensi bagi saya yang sedang menulis disertasi terkait etika komunikasi penyiaran. Sebab sebagian tayangan dakwah di televisi yang saya teliti juga disebarkan videonya melalui akun media sosial seperti Facebook dan Youtube," jelas mantan Wartawan Harian Fajar ini.

Sementara itu, penulis buku Wahyuddin Bakri yang juga merupakan Dosen IAIN Parepare menjelaskan hasil karyanya.


Menurutnya, media sosial dan generasi postmilenial merupakan satu hal yang tidak dapat terpisahkan. "Melalui media sosial, generasi postmilenial dapat mengakses seluruh informasi dari berbagai penjuru dunia salah satunya mengenai literatur keislaman. Literatur keislaman yang dulunya diakses melalui buku-buku atau bacaan keagamaan, kini semakin mudah dengan adanya perkembangan media sosial yang dapat menghadirkan literatur keislaman secara online," katanya.


Ia menambahkan, salah satu literatur keislaman online yang populer di kalangan masyarakat yaitu video dakwah yang dibagikan melalui platform YouTube. Buku Islam, Media Sosial dan Generasi Postmilenial, sambung Wahyuddin, memaparkan bagaimana konten-konten keislaman di media sosial dapat menarik minat generasi postmilenial.


Ia juga memaparkan bahwa buku itu mencoba melihat bagaimana klasifikasi mahasiswa saat ini dalam bermedia sosial, khususnya dalam mencari tema dakwah islam.


Misalnya, kata Wahyuddin, sebagian  mahasiswa yang menjadi responden ada yang memilih konten-konten dakwah di Youtube dengan tingkat subscriber yang dominan, antara 1 juta hingga 2,3 juta subscriber. Seperti Oki Setiana Dewi, Abdul Somad, Hannan Attaki, Das'ad Latif, Adi Hidayat, Hanan Attaki, Khalid Basalamah, Felix Siauw, dan Syafiq R Basalamah.


Buku ini, lanjut Wahyuddin, untuk menambah khasanah keilmuan. Selain itu, katanya, salah satu tujuannya untuk menangkal paham-paham radikal yang bisa saja tersebar ke generasi muda, khususnya Postmilenial.

Selain itu, penulis menerangkan bahwa buku ini mengambil data dari mahasiswa yang berasal dari enam kampus Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. 


Menurut Wahyuddin, buku yang ditulis bersama Dr Muhammad Qadaruddin, Dosen FUAD IAIN Parepare yang juga Ketua Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) itu merupakan hasil penelitian yang telah diterbitkan dalam bentuk jurnal sinta 2.


Pada akhir sesi bedah buku, Kepala Perpustakaan IAIN Parepare, Sirajuddin didampingi Ketua Panitia Bedah Buku, Azaliyah memberikan sertifikat kepada penulis, pembedah dan moderator.


Selanjutnya, Wahyuddin Bakri sebagai penulis juga menghadiahkan buku kepada sejumlah peserta. Itu sebagai bentuk apresiasi kepada para mahasiswa yang aktif dalam acara tersebut seperti bertanya dan memberi komentar. (rzk/Jhn/Alf)


Jhn/Alf)

di dalam Berita
Jihan Putri Umairah 2 Oktober, 2024
Label
Arsip