Humas IAIN Parepare --- Wakil Rektor I Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare, Dr. H. Saepudin, menyampaikan kultum Ramadhan hari keempat, Selasa (04/03/2025) dengan tema “Detoksifikasi Digital”. Kegiatan ini berlangsung di Masjid Al Wasilah IAIN Parepare dan dihadiri oleh civitas academika termasuk mahasiswa.
Dalam kultumnya, Dr. H. Saepudin menekankan pentingnya membatasi interaksi dengan teknologi digital selama bulan suci Ramadhan agar dapat meraih manfaat ibadah secara maksimal.
Dr. H. Saepudin mengibaratkan konsep detoksifikasi digital dengan proses detoksifikasi dalam tubuh manusia. Ia menjelaskan bahwa saat berpuasa, tubuh mengalami pembaruan dan perbaikan sel-sel yang rusak, yang kemudian digantikan dengan sel-sel baru. Selain itu, imunitas tubuh juga akan meningkat secara alami selama menjalankan ibadah puasa.
“Dengan berpuasa, terjadi proses peremajaan dalam tubuh kita, sel-sel yang rusak digantikan dengan sel baru, dan imunitas meningkat. Ini adalah hikmah dari puasa yang juga didukung oleh bukti ilmiah serta hadis Rasulullah SAW yang menyatakan, ‘Berpuasalah maka tubuh kalian akan sehat’,” ujar Dr. H. Saepudin dalam ceramahnya.
Ia kemudian mengaitkan konsep detoksifikasi dengan dunia digital. Menurutnya, detoksifikasi digital berarti usaha mengurangi atau membatasi interaksi dengan teknologi digital, khususnya smartphone, selama menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan. Langkah ini, kata dia, dapat membantu umat Islam lebih fokus dalam beribadah dan menghindari berbagai dampak negatif dari penggunaan smarphone yang berlebihan.
Lebih lanjut, Dr. H. Saepudin menyampaikan bahwa rata-rata seseorang menghabiskan waktu sekitar 6 hingga 7 jam sehari dalam menggunakan smartphone. Ketergantungan yang tinggi terhadap perangkat digital dapat memicu berbagai efek negatif, seperti gangguan kecemasan dan digital distraction. Hal ini berakibat pada menurunnya konsentrasi terhadap pekerjaan utama yang sedang dilakukan.
Dr. H. Saepudin kemudian menyoroti dampak yang dirasakan mahasiswa akibat kecanduan smartphone. Ia mencontohkan situasi di mana mahasiswa seharusnya fokus mendengarkan materi di kelas, namun justru teralihkan oleh notifikasi dan aktivitas di smarphone mereka. Hal ini mengakibatkan menurunnya produktivitas dan efektivitas dalam menerima ilmu pengetahuan.
“Oleh karena itu, jika kita mampu membatasi interaksi dengan smartphone, maka insyaallah akan meningkatkan fokus dan konsentrasi kita dalam berbagai aktivitas, termasuk dalam meningkatkan produktivitas kita,” ucapnya
Di penghujung kultumnya, Dr. H. Saepudin berpesan bahwa puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dalam penggunaan jempol untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Sebaliknya, ia mengajak para jamaah untuk menggunakan media digital dengan bijak, seperti membagikan konten-konten yang menginspirasi dan membawa kebaikan bagi sesama. (hrt)
Detoksifikasi Digital: Kurangi Smartphone, Maksimalkan Ibadah Ramadhan