تخطي للذهاب إلى المحتوى

Startup Vs Anti Startup

Oleh: Sufyaldy (Kepala UPT Teknologi Informasi dan Pangkalan Data)
21 فبراير, 2025 بواسطة
Humas IAIN Parepare

​Kasus manipulasi keuangan yang melibatkan eFishery, salah satu startup unicorn kebanggaan Indonesia, telah mengguncang dunia bisnis digital di tanah air. Dengan tuduhan penggelembungan pendapatan hingga hampir sepuluh triliun, skandal ini memanaskan kembali perdebatan abadi antara pendukung ekosistem startup dan kelompok yang skeptis terhadap keberadaan startup, yang sering dijuluki sebagai "anti-startup". Di tengah kontroversi ini, muncul pertanyaan besar: apa sebenarnya yang salah, dan bagaimana cara memperbaiki ekosistem startup di Indonesia?

​Seperti yang diberitakan  di Kompas.com. Manipulasi laporan keuangan eFishery mencuat setelah hasil investigasi internal menunjukkan adanya perbedaan mencolok antara data yang dilaporkan kepada investor dan kondisi keuangan sebenarnya. Sebagai startup yang telah mencapai status unicorn, eFishery selama ini dianggap sebagai salah satu contoh sukses dari inovasi teknologi yang mengubah sektor perikanan di Indonesia. Namun, fakta bahwa perusahaan ini justru mengalami kerugian sebesar Rp 575 miliar, bukannya keuntungan seperti yang dilaporkan, telah menghancurkan citra tersebut.

​Pendukung startup berargumen bahwa eFishery hanyalah satu dari banyak kasus, dan tidak seharusnya mewakili seluruh ekosistem startup di Indonesia. Di sisi lain, kelompok anti-startup memanfaatkan momentum ini untuk mengkritik model bisnis startup yang sering kali dinilai tidak berkelanjutan dan hanya mengejar valuasi tinggi tanpa memperhatikan profitabilitas.

​Tidak dapat dipungkiri, startup telah menjadi motor penggerak inovasi di berbagai sektor. Dari transportasi hingga pendidikan, startup menawarkan solusi berbasis teknologi yang menjawab kebutuhan masyarakat modern. Namun, banyak startup di Indonesia yang terjebak dalam "perangkap valuasi," di mana mereka lebih fokus pada peningkatan nilai perusahaan untuk menarik investor, ketimbang membangun bisnis yang benar-benar berkelanjutan.

​Kasus eFishery menjadi contoh nyata bagaimana fokus yang berlebihan pada valuasi dapat membawa konsekuensi fatal. Dengan menggelembungkan data keuangan, perusahaan berupaya menciptakan citra sukses yang akhirnya terbongkar sebagai ilusi belaka. Hal ini memicu pertanyaan kritis: apakah valuasi yang tinggi benar-benar mencerminkan kesuksesan, atau justru menjadi indikator risiko?

​Kelompok yang sering disebut anti-startup, yang mayoritas terdiri dari pengamat tradisional dan pelaku bisnis konvensional, telah lama memberikan kritik terhadap model bisnis startup. Mereka menyoroti berbagai kelemahan yang ditemukan dalam cara startup beroperasi. Salah satunya adalah ketergantungan yang tinggi pada pendanaan eksternal. Banyak startup yang bertahan hanya berkat suntikan dana dari investor, bukannya mengandalkan pendapatan yang dihasilkan secara organik. Selain itu, kurangnya tata kelola yang baik juga menjadi sorotan. Kasus eFishery, misalnya, menunjukkan bagaimana tata kelola perusahaan sering kali terabaikan karena fokus yang lebih besar diberikan pada upaya mencapai pertumbuhan yang cepat. Tak kalah penting, kritik juga muncul karena banyak startup yang lebih mengutamakan pertumbuhan dibandingkan dengan keberlanjutan bisnis. Pengorbanan profitabilitas demi ekspansi yang cepat sering kali berujung pada masalah keuangan di kemudian hari.

​Namun, perlu dicatat bahwa tidak semua kritik terhadap startup disampaikan dengan niat konstruktif. Beberapa kritik justru berasal dari ketidaktahuan tentang dinamika industri teknologi, yang memiliki karakteristik berbeda dengan model bisnis konvensional.

​Untuk menciptakan ekosistem startup yang lebih sehat, dibutuhkan upaya kolektif dari berbagai pihak yang terlibat. Salah satu langkah penting yang bisa diambil adalah peningkatan transparansi dan tata kelola yang baik. Kasus eFishery menekankan betapa pentingnya aspek tata kelola dalam startup. Oleh karena itu, investor harus lebih selektif dalam menilai startup, dengan menitikberatkan pada data yang dapat diverifikasi dan audit yang independen.

​Selain itu, penting bagi startup untuk mengubah fokus mereka, beralih dari mengejar valuasi yang tinggi menjadi lebih memprioritaskan profitabilitas. Hal ini akan memberikan stabilitas keuangan bagi perusahaan sekaligus meningkatkan kepercayaan investor dalam jangka panjang. Edukasi terhadap investor juga sangat diperlukan. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang risiko yang terkait dengan investasi di startup, mereka dapat mengurangi potensi terjadinya kasus manipulasi keuangan, seperti yang terjadi pada eFishery.

​Pemerintah disisi lain dapat berperan dalam menciptakan ekosistem startup yang sehat dengan menerapkan regulasi yang lebih ketat dan mekanisme pengawasan yang lebih kuat. Dengan demikian, risiko manipulasi keuangan dan praktik tidak sehat lainnya bisa diminimalkan

​Kasus eFishery adalah pengingat bahwa ekosistem startup di Indonesia masih memiliki banyak pekerjaan rumah. Di satu sisi, startup menawarkan potensi besar untuk mendorong inovasi dan pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, model bisnis yang tidak berkelanjutan dan lemahnya tata kelola dapat menjadi bumerang bagi ekosistem itu sendiri.

​Bagi para pendukung startup, ini adalah saatnya untuk berbenah dan menunjukkan bahwa model bisnis berbasis teknologi dapat menjadi solusi nyata bagi berbagai masalah di masyarakat. Bagi kelompok anti-startup, ini adalah kesempatan untuk memberikan kritik yang konstruktif, bukan sekadar menciptakan narasi negatif.

​Pada akhirnya, baik pendukung maupun skeptis perlu bersepakat bahwa ekosistem startup yang sehat adalah kunci untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Kasus eFishery, meskipun memalukan, bisa menjadi pelajaran berharga untuk memperbaiki masa depan startup di Indonesia.


Referensi Terkait : 

  • Gompers, P., Gornall, W., Kaplan, S. N., & Strebulaev, I. (2020). How Do Venture Capitalists Make Decisions?. Journal of Financial Economics, 135(1), 169-190. 
  • CB Insights. (2023). Why Startups Fail: Top Reasons for Startup Failure in 2023


في رأي
Humas IAIN Parepare 21 فبراير 2025
علامات التصنيف
أرشفة