تخطي للذهاب إلى المحتوى

Kultum Ramadan, Wadek II FAKSHI Bahas Etika Pergaulan di Dunia Nyata dan Maya

12 مارس, 2025 بواسطة
Humas IAIN Parepare

Humas IAIN Parepare – Ma’had Al-Jamiah IAIN Parepare rutin mengadakan kegiatan Kultum Ramadan pada Bulan Ramadan tahun 2025 ini. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Senin hingga Kamis di Masjid Al-Wasilah IAIN Parepare, biasanya setelah salat Duhur berjamaah.


Memasuki hari ke-12 puasa Ramadan, kultum kali ini disampaikan oleh Dr. Fikri Wakil Dekan II Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam, dengan tema etika pergaulan sosial di dunia nyata dan dunia maya, Rabu (12/03/2024).


Dr. Fikri menyampaikan berbicara tentang etika, berarti membahas ranah kajian budaya lokal yang mengandung kearifan lokal, yang sering disebut dengan local wisdom dan local genius. “Mengapa demikian? Karena etika adalah hal yang mengatur karakter seseorang, perilaku, serta perbuatannya,” ujarnya.


Dr. Fikri kemudian menjelaskan bahwa salah satu kearifan lokal yang bisa kita ambil, terutama dalam masyarakat Bugis, adalah Pappaseng "Angka tellu iyala sampo". Artinya ada tiga hal yang dapat dijadikan benteng, yaitu Tauwe ripuange, Siri,e padatta rirupa tau,dan  Sirie lao rialeta


“Jika Pappaseng ini diterapkan dalam ajaran agama kita, maka ukuran takwa seseorang bukan dilihat dari seberapa sering dia ke masjid atau berapa kali dia menghatamkan Al-Qur’an, tetapi ukuran ketakwaan seseorang tercermin dari perilaku, perkataan, dan perbuatan-perbuatannya,” lanjutnya.


Dr. Fikri juga mengingatkan bahwa Allah SWT berfirman, “Janganlah kamu mengikuti sesuatu yang kamu tidak ketahui, karena sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati akan dipertanggungjawabkan (QS. Al-Isra: 36),” ucapnya.



Lebih lanjut ia menerangkan dari ayat tersebut. “Kita bisa menarik kesimpulan bahwa karakter, perkataan, dan perbuatan kita, baik di dunia maya maupun dunia nyata, harus dipertimbangkan dengan baik. Semua itu akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT,” ucapnya.


Lebih lanjut, Dr. Fikri menyampaikan bahwa dengan perkembangan teknologi modern, manusia kini dihadapkan pada tantangan baru. Terkadang, kita tidak sadar mengirimkan informasi yang belum tentu benar, atau bahkan bisa menyinggung dan melukai perasaan orang lain. Oleh karena itu, pentingnya ketakwaan harus selalu kita jaga, terutama di bulan suci Ramadan ini. “Kita harus menjaga dan menahan diri dari segala hal yang dapat mengurangi kesahihan puasa kita,” ujarnya.


Di akhir kultum, Dr. Fikri mengutip hadis Nabi Muhammad SAW yang artinya, “Sesungguhnya orang Muslim itu bersaudara. Karena itu, janganlah saling menzalimi antara satu dengan lainnya, baik dalam perbuatan, perkataan, maupun pesan yang kita sampaikan di dunia maya. Janganlah saling merendahkan.” (hrt/hyn)

Humas IAIN Parepare 12 مارس 2025
أرشفة