Humas IAIN Parepare -- Mengawali beberapa program kerja tahun 2023, UPT Perpustakaan IAIN Parepare melaksanakan kegiatan pengolahan bahan Pustaka dan Preservasi atau kegiatan melestarikan bahan Pustaka berupa bahan tercetak (buku, red). Bahan pustaka tersebut merupakan aset perpustakaan yang menjadi produk layanan bagi pemustaka atau pengguna perpustakaan.
Kegiatan tersebut dikoordinir langsung oleh Pustakawan IAIN Parepare, Musdalifah. Ia dibantu oleh lima orang pengelola perpustakaan di antaranya, Agung Sutrisno, Muh Alim Fasieh, Andi Haerul Iman dan Hidayatullah. Mereka ditunjuk berdasarkan surat tugas Kepala UPT Perpustakaan.
Musdalifa mengatakan, kegiatan pengolahan bahan pustaka tersebut bertujuan untuk mengolah buku baru yang masuk. Apakah statusnya pembelian, hibah atau terbitan yang diterima dari kembaga di luar kampus.
"Kegiatan ini termasuk melakukan preservasi berupa perbaikan buku dan pelestarian informasi isi buku. Ini manjadi tugas pokok bagi perpustakaan, khususnya perpustakaan perguruan tinggi yang pemustakanya dari kalangan dosen tenaga kependidikan dan mahasiswa," kata Musdalifa.
Koordinator Pustakawan Madya ini menjelaskan, kegiatan tersebut sudah menjadi kegiatan rutin dan wajib dilaksanakan.
“Kegiatan pengolahan dan preservasi ini sudah menjadi tugas pokok yang harus dilaksanakan oleh setiap pengelola. Biasanya kegiatan ini dilaksanakan di waktu luang dan waktu libur kuliah sehingga kegiatan ini tidak mengganggu aktivitas peminjaman buku,” jelas Musdalifah di ruang pengolahan kepada jurnalis iainpare.ac.id, Selasa, 14 Februari 2023.
Pengolahan yang dijadwalkan selesai sebelum masa perkuliahan ini juga melibatkan dosen PPNPN yang bertugas menjadi pengelola perpustakaan.
Agung Sutrisno, salah seorang dosen IAIN Kordinator Pengolahan Bahan Pustaka menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat. b
Bukan saja menambah melek tentang informasi, katanya, tapi juga menyadari pentingnya menjaga koleksi yang ada.
“Beberapa koleksi yang ada ini menjadi bukti bahwa pemustaka menggunakan dengan maksimal atau buku yang ada ini sudah dipinjam secara bergantian sehingga mengalami kerusakan. Hal positif karena ini bisa menjadi bahan evaluasi untuk penambahan koleksi berikutnya. Kami sebagai pengelola lebih memiliki kesadaran tentang pentingnya berliterasi informasi dengan mengetahui level keterpakaian buku di Perpustakaan IAIN Parepare,” tandasnya.
Hidayatullah juga memberi komentar, “Dalam proses pengolahan dan perbaikan buku ini, kita lebih kreatif mengatasi masalah kerusakan pada beberapa buku dan berupaya mengatasi dengan alat yang ada, meskipun ini belum memenuhi standar pengolahan bahan Pustaka. Semoga kita bisa mengatasi masalah seperti ini dengan alat yang lebih tepat," harapnya.
Kepala Perpustakaan IAIN Parepare,
Sirajuddin di Ruang kerjanya, menjelaskan, kegiatan seperti ini salah satunya adalah sebagai tindak lanjut perlakuan perpustakaan bagi buku buku yang sudah ditulis disumbangkan oleh para Dosen IAIN Parepare. "Dengan harapan secepatnya dapat dipinjam oleh pengguna perpustakaan,” ujar Kepala Perpustakaan yang baru-baru ini mengantar Perpustakaan IAIN Parepare memperoleh Akreditasi A.
Dikutip dari lib.umtas.ac.id, preservasi berasal dari kata preserve atau to preserve. Artinya, pemeliharaan, penjagaan, dan pengawetan. Preservasi menurut Basuki yaitu kegiatan melestarikan bahan pustaka atau arsip yang di dalamnya mencangkup suatu kebijakan. Mulai dari kebijakan pengelolaan, keuangan, sumber daya manusia, metode dan teknik penyimpanan.
Sedangkan menurut UNESCO 1979, preservasi didefinisikan sebagai kegiatan penanganan dengan suatu benda agar terhindar dari kerusakan akibat udara lembab, faktor kimia, serangan mikroorganisme atau biologi. (srj/alf)
Jaga dan Lestarikan Bahan Pustaka, Pustakawan Gelar Kegiatan Preservasi