Bayao Pannyu: Kue Khas Mandar yang Tidak Pernah Absen di Setiap Acara

31 يوليو, 2024 بواسطة
fikruzzamansaleh
لا توجد تعليقات بعد

Humas IAIN Parepare---Di Desa Manding, Kecamatan Campalagian, terdapat sebuah tradisi yang tidak pernah luput dari perhatian dalam setiap acara adat, yaitu kue khas Mandar yang dikenal dengan nama Bayao Pannyu atau kue telur penyu. Kue ini bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga simbol keakraban dan kebersamaan bagi masyarakat setempat.

 Bayao Pannyu adalah kue tradisional yang memiliki bentuk bulat seperti bola pingpong. Kulit luar kue ini terbuat dari adonan tepung beras ketan yang tipis dan lengket, sementara bagian dalamnya diisi dengan kelapa parut yang sudah dicampur gula merah, yang disebut karake. Untuk menghindari lengket satu sama lain, bagian luar kue ini dilapisi dengan tepung putih.

Pada tangga 16 Juli 2024, Mahasiswa KKN Posko 35 IAIN Parepare mendapatkan kesempatan untuk menghadiri acara lamaran anak Kepala Desa Pambusuang di Desa Manding. Acara ini berlangsung dari pukul 10.00 hingga 16.00 WIB dan dihadiri oleh 12 orang peserta. Selain menghadiri acara lamaran, para mahasiswa juga berkesempatan untuk belajar serta membantu warga setempat dalam pembuatan kue khas Mandar tersebut.

 Kegiatan ini terlaksana dengan baik berkat kerjasama antara Mahasiswa KKN dan masyarakat setempat. Proses pembuatan Bayao Pannyu juga menjadi momen belajar yang berharga bagi para mahasiswa, di mana mereka dapat memahami lebih dalam tentang budaya dan kuliner khas suku Mandar. Kue ini kemudian dihidangkan kepada para tamu yang hadir dalam acara lamaran tersebut.

 Ibu Fahria, salah satu narasumber dalam acara tersebut, menjelaskan bahwa Bayao Pannyu adalah kue yang sangat digemari oleh masyarakat karena rasanya yang tidak terlalu manis dan ukurannya yang pas. Pembuatan kue ini pun tidak memakan waktu lama. Berikut adalah cara pembuatan Bayao Pannyu yang diajarkan kepada para mahasiswa:

 Pertama, siapkan bahan-bahan yang terdiri dari tepung beras ketan, garam, dan air. Campur tepung beras ketan dan garam, kemudian tambahkan air sedikit demi sedikit hingga adonan bisa dibulatkan. Pastikan adonan tidak terlalu lembek dengan menambah tepung beras ketan jika diperlukan.

 Selanjutnya, untuk bahan isi, campurkan kelapa parut dengan air dan gula pasir, lalu masak hingga menjadi kental. Ambil adonan bulat-bulat sesuai selera, isi dengan bahan isi kelapa dan gula merah, lalu bulatkan kembali.

 Setelah itu, panaskan air yang sudah dicampur dengan sedikit minyak. Masukkan bola-bola adonan ke dalam air mendidih. Ketika bola-bola adonan mengembang, angkat dan tiriskan.

 Terakhir, masukkan bola-bola adonan yang sudah ditiriskan ke dalam tepung sagu atau tapioka yang sudah disangrai hingga terbalut sempurna. Kini, Bayao Pannyu siap disajikan.

 Dengan menghadiri acara ini, para mahasiswa berharap dapat lebih mengenal adat dan kebiasaan warga suku Mandar, termasuk memahami salah satu kue khas mereka, Bayao Pannyu. Acara ini juga diharapkan dapat mempererat hubungan antara Mahasiswa KKN dan masyarakat setempat, sekaligus memperkaya pengalaman dan pengetahuan mereka tentang budaya lokal.

 Bayao Pannyu bukan hanya sekadar kue, tetapi juga menjadi simbol keakraban dan kebersamaan yang selalu hadir dalam setiap acara adat masyarakat Mandar. Melalui kegiatan ini, tradisi dan warisan kuliner khas Mandar dapat terus dilestarikan dan dikenal lebih luas oleh generasi muda. (Fzs/Srh)

fikruzzamansaleh 31 يوليو, 2024
علامات التصنيف
أرشفة
تسجيل الدخول حتى تترك تعليقاً