Memperingati Hari Lahir Pancasila, HMPS HTN Gelar Dialog Kebangsaan

13 Juni, 2023 oleh
srikartikaabidin
| No comments yet

Humas IAIN Parepare- Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Hukum Tata Negara (HTN) IAIN Parepare gelar Dialog Kebangsaan sebagai momentum memperingati hari lahir Pancasila dengan mengusung tema "Merefleksi Nilai-nilai Pancasila sebagai Ideologi Negara dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara". Kegiatan ini dilaksanakan pada, Senin (1/06/2023) bertempat di Gedung Balai Seni IAIN Parepare.

Kegiatan ini dihadiri oleh 100 peserta dari kalangan mahasiswa. Tujuan dilaksanakanya kegiatan ini agar dalam momentum hari pancasila mahasiswa mampu merefleksi kembali nilai-nilai Pancasila serta mampu merawat semangat kebangsaan sebagaimana yang dicita-citakan oleh para founding fathers.

Dalam kegiatan ini terdiri dari tiga pemateri, yakni Prayudi, Rusdianto Sudirman, dan Dirga Achmad.

“Mahasiswa saat ini dituntut untuk tidak hanya sekadar menghayati Pancasila sebagai tulisan yang dipasang di setiap kelas atau ruangan kantor saja. Melainkan, menjadikan Pancasila sebagai ide penuntun untuk berkehidupan yang lebih baik lagi di era  globalisasi teknologi dan informasi yang berjalan pesat saat ini. Untuk mengurangi dan bahkan menghilangkan lagi distorsi informasi yang tidak baik bagi kehidupan berbangsa dan bernegara,” ungkap Prayudi.

"Berdasarkan Keppres No. 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila, maka pada setiap tanggal 1 Juni diberlakukan sebagai Libur Nasional. Penetapan tersebut sebagai penegasan dari pemerintahan Jokowi-JK tentang hari lahirnya Pancasila yang menjadi dasar negara Republik Indonesia," ujar Rusdiyanto.

Menurut Rusdianto yang juga Ketua LBH Ansor Kota Parepare, hari lahirnya Pancasila bukanlah tanggal 1 Juni, tetapi tanggal 18 Agustus ketika rumusan final disepakati dan disahkan.

Lebih jauh, Rusdianto mengungkapkan, jika tanggal 1 Juni, Soekarno dalam pidatonya baru mengusulkan Pancasila. “Sama halnya dengan masukan dari tokoh-tokoh lain baik dari golongan kebangsaan maupun dari golongan Islam,” ungkapnya. Menurutnya, jika membandingkan usulan pada 1 Juni dengan yang disahkan pada tanggal 18 Agustus, cukup mengandung perbedaan yang fundamental," tambahnya.

”Sila Ketuhanan saja diletakkan oleh Soekarno pada sila terakhir, tetapi rumusan final justru menempatkannya pada sila pertama,” tegas Rusdianto. Lebih lanjut Ketua LBH Ansor Kota Parepare  ini juga menjelaskan bahwa "sebelum disahkan pada 18 Agustus 1945, atas permintaan Soekarno dan Hatta, kalimat Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluknya dihapus dan disepakati diganti dengan kalimat Ketuhanan Yang Maha Esa.Pancasila adalah landasan falsafah negara sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945, khususnya alinea ke-4."

Menurut Rusdianto dia lebih suka menyebut "Pancasila sebagai landasan falsafah negara bukan dasar negara atau ideologi sebagaimana sering kita dengar. Beda dengan ideologi yang bersifat eksplisit, yang digunakan oleh suatu gerakan politik, yang berisi basis perjuangan, program dan cara mencapainya. Landasan falsafah negara haruslah merupakan kesepakatan bersama dari semua aliran politik ketika mereka mendirikan sebuah negara dan menjadi titik temu atau common platform dari semua aliran politik yang ada di dalam negara itu" tutup rusdianto.

"Momentum Hari Lahir Pancasila ini jangan hanya dibuat seremonial melainkan harus melalui pendalaman dan penghayatan terhadap nilai-nilai pancasila. Pancasila sebagai Volkgeit (jiwa bangsa) Indonesia yang menyatukan bangsa dalam kebhinekaan. Implementasinya melalui konkretisasi nilai dalam sikap dan perilaku jangan bilang diri kalian Pancasilais, kalau masih menyontek saat ujian, jangan mengaku paham pancasila, kalau masih plagiasi dalam kerja tugas," jelas Dirga Ahmad.


Ketua HMPS HTN Zilpa  Alpriani Zafira berharap semoga dengan adanya kegiatan ini bisa menyadarkan mahasiswa mengenai semangat persatuan dan kebangsaan serta mampu untuk mengimplementasikan nilai-nilai yang ada dalam Pancasila sebagai dasar negara, dan kegiatan kegiatan seperti ini ke depannya tetap ada sehingga kultur dialeKtika di kalangan mahasiswa tetap terawat.

“Setelah saya mengikuti kegiatan ini saya banyak mendapatkan ilmu baru terkhusus mengenai wawasan kebangsaan, dan saya lebih paham betapa pentingnya untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari hari yang sejatinya merupakan falsafah hidup bangsa,” tutup Nur Rahmadani, salah satu peserta. (ska/mif)


di dalam Berita
srikartikaabidin 13 Juni, 2023
Label
Arsip
Masuk to leave a comment