Humas IAIN Parepare--Himpunan Mahasiswa Program Studi Sejarah Peradaban Islam Institut Agama Islam Negeri Parepare mengadakan kajian ilmiah dengan tema "Menggali Kearifan Lokal untuk Membangkitkan Warisan Budaya Sulawesi". Acara ini diselenggarakan di Panggung Kreasi IAIN Parepare, Sabtu (4
-5-2024).
Kegiatan difokuskan pada naskah lontarak yang merupakan salah satu warisan penting dari kebudayaan Bugis-Makassar. Lontarak mengandung berbagai aspek sejarah, adat istiadat, dan filosofi hidup masyarakat Sulawesi Selatan. Ketua Himpunan Mahasiswa Prodi Sejarah Peradaban Islam Abdul Azis menyampaikan pentingnya kajian ini sebagai upaya untuk membangkitkan kembali kesadaran akan kearifan lokal.
"Lontarak adalah jendela untuk memahami sejarah dan kearifan lokal Sulawesi. Melalui kajian ini, kami berharap dapat membangkitkan semangat generasi muda untuk lebih mengenal dan melestarikan warisan budaya," ujar Azis.
Kajian tersebut menghadirkan Ahmad Yani (Kaprodi Sejarah Peradaban Islam) dan Usman (Koordinator Bahasa Bugis UPT Bahasa).
Ahmad Yani menyampaikan materi mengenai sejarah, fungsi, dan nilai-nilai yang terkandung dalam lontarak.
"Lontarak mencerminkan cara pandang, nilai-nilai, dan pengetahuan yang diwariskan dari generasi ke generasi. Mempelajari lontarak tidak hanya memperkaya pengetahuan kita, tetapi juga memperkuat identitas budaya," jelas Ahmad Yani.
Sementara itu, Usman menekankan tentang pentingnya melestarikan dan mempraktikkan nilai-nilai yang terkandung dalam lontarak dalam kehidupan sehari-hari. Diskusi tersebut memberikan wawasan yang mendalam tentang cara penerapan kearifan lokal dapat dalam konteks modern.
Salah satu peserta kajian, Ilham Alkhudry menyampaikan kesannya terhadap acara tersebut. “Kajian ini membuka wawasan kita semua tentang betapa kayanya warisan budaya lokal kita. Kami merasa lebih termotivasi untuk mempelajari dan melestarikan lontarak sebagai bagian dari identitas kita di Sulawesi Selatan.”
Untuk mendukung keberlanjutan upaya pelestarian ini, Himpunan Mahasiswa Prodi Sejarah Peradaban Islam berencana mengadakan serangkaian kegiatan lanjutan, seperti workshop penulisan lontarak, seminar-seminar tematik, dan penelitian lapangan. Langkah-langkah ini diharapkan dapat memperkuat komitmen generasi muda dalam melestarikan warisan budaya lokal.
Dengan adanya kajian ini, diharapkan lontarak dan warisan budaya Bugis-Makassar di Sulawesi Selatan dapat terus hidup dan menjadi sumber kebanggaan bagi generasi mendatang.(Ay/Shz/Tin)
HMPS Sejarah Peradaban Islam IAIN Parepare Adakan Kajian Lontarak