OPINI: Trend Tiktok, Kuliah Capek Gak Kuliah Gak S.Pd

25 Juni, 2023 oleh
Hayana

Penulis: Adhisti Adinda Putri (Mahasiswi Prodi Pendidikan Agama Islam, IAIN Parepare)

OPINI--- Seperti yang kita ketahui bangku kuliah merupakan jenjang pendidikan tertinggi. S1, S2 dan S3 semua ditempuh dengan jangka waktu yang telah ditentukan, kecuali kamu kuliahnya malas-malasan atau terkendala oleh sesuatu mungkin kamu akan selesai lebih lama dari waktu yang ditentukan. Zaman semakin berkembang, begitu pula pendidikan bangku kuliah terus memperbaiki kualitas agar bisa tetap bersaing dan mengikuti perkembangan zaman dan teknologi yang semakin canggih. Pengguna media sosial pasti tidak asing dengan kalimat judul yang penulis angkat, karena memang pada dasarnya judul tersebut terinspirasi dari tren sosial media belakangan ini, yang mana banyak dipakai para mahasiswa tentunya untuk sekadar menceritakan secara singkat bagaimana pendidikan di bangku kuliah.

Kuliah sebenarnya untuk apasih? Apa sekedar jalan untuk memperoleh gelar dibelakang nama? Kuliah sebenarnya untuk menambah ilmu dan membuka pengetahuan yang lebih luas, sesuai tujuan pendidikan menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 adalah “mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Jadi gelar di belakang nama itu bisa dianggap sebagai reward karena telah bersabar menempuh pendidikan yang tidak sebentar. 

Perkuliahan bagi penulis penuh duka sedikit suka, mengapa? Yaa karena seperti judul diatas Kuliah Capek, Gak Kuliah, Gak S.Pd. Kedengarannya seperti orang yang hanya mengejar gelar, tapi memang benar kan, kalau tidak melalui masa perkuliahan kita tidak mungkin dapat gelar S.Pd. atau gelar pendidikan lainnya. Kuliah memang capek dan melelahkan tapi lebih melelahkan lagi bila hidup sebagai orang yang berpengetahuan sempit, sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Syafi'i "Jika kamu tidak tahan lelahnya belajar, maka kamu harus siap merasakan perihnya kebodohan".

Jujur saja mungkin banyak diantara para pembaca yang sebelumnya berekspektasi bahwa kuliah itu menyenangkan dan terkesan santai karena tidak perlu pakai seragam ke kampus, belajarnya tidak penuh seharian, kadang cuma 2 mata kuliah atau bahkan hanya 1 mata kuliah per hari. Tapi jika disandingkan dengan realitanya kita seperti ditampar oleh kenyataan.  Ternyata jadi mahasiswa atau mahasiswi itu tidak mudah, kita harus siap kecewa menunggu dosen yang terkadang terlambat masuk kelas, atau bahkan tidak datang mengisi perkuliahan. Tapi dibalik semua proses itu akan ada akhir yang baik jika diawali dengan kebaikan pula, tanpa disadari semua perkara yang tidak mengenakkan tadi akan membentuk mahasiswa/i menjadi manusia dengan kualitas yang memadai atau bahkan melampaui standar tergantung pribadi masing-masing. Tentu, jika diterima dengan ikhlas dan melakukan perbaikan maka hasilnya akan baik dan memuaskan pula.

Terkadang ada orang yang ketika ditanya "kamu kuliah biar apa?" Terkadang ada saja yang menjawab biar nanti di undangan pernikahannya ada gelar di belakang namanya, atau alasan paling dasar biar gampang dapat kerja atau biar tidak diremehkan sama keluarga atau gak dibandingkan sama sepupu. Realistis saja, semua jawaban itu benar. Tapi untuk mendapatkan gelar S.Pd itu kan harus melewati proses, rasanya mustahil jika selama kuliah ilmunya tidak bertambah, pasti ada walau sedikit atau lupa-lupa ingat.

Meskipun melelahkan tapi yang namanya beralih ke versi terbaik itu tidak selalu dipenuhi dengan kebahagiaan, tidak selamanya selalu disertai dengan tawa bahagia. Upgrade diri ke versi yang lebih baik yaa harus sekali-kali keluar dari zona nyaman, berani mencoba, dan pantang menyerah.

di dalam Opini
Hayana 25 Juni, 2023
Label
Arsip