Humas IAIN Parepare-Tim Pengusul Program Studi Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) Pendidikan Agama Islam (PAI) mengelar rapat koordinasi di ruang rapat Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Parepare, Jumat (3/3/2023).
Rapat yang dipimpin oleh Koordinator Tim, Abdul Halik dihadiri oleh seluruh anggota tim. Agenda rapat kali ini adalah koordinasi terkait progres persiapan, kendala, dan alternatif solusi penyusunan dokumen instrumen syarat minimum Prodi PJJ PAI.
"Ini merupakan rapat tim yang ketiga kalinya. Pembagian tugas telah dilakukan kepada seluruh tim. Saat ini, komponen yang sedang diproses adalah profil prodi, kurikulum, SDM, sarana dan prasarana, manajemen akademik, pendanaan, dan sistem penjaminan mutu," ujar Abdul Halik.
Ia mengaku bahwa capaian kerja oleh tim saat ini sudah mencapai 35% untuk bidang deskriptif setiap komponen. Adapun dokumen pendukung lainnya sementara dalam tahap identifikasi dan klasifikasi.
"Yang kami prioritaskan dekat-dekat ini adalah penyusunan proposal secara naratif deskriptif, baru dipersiapkan dokumen pendukungnya," tambahnya.
Saat diwawancarai, Abdul Halik yang juga merupakan Ketua Prodi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) menyebutkan bahwa tidak sedikit tantangan dan kendala yang dihadapi tim. Salah satunya yakni konsep Prodi PJJ tersebut . Ini terbilang wajar, mengingat prodi PJJ ini merupakan konsep yang baru dari Kementerian Agama untuk diaplikasi di Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri.
"Tantangan kami dimulai sejak awal, tentang konsep PJJ yang akan diusulkan. Sehingga kami pun mengalami kesulitan dalam menyusun proposal karena belum mendapat contoh proposal PTKIN atau akses untuk itu. Kendala lainnya, yakni keterbatasan waktu tim. Karena tim PJJ ini juga terlibat dalam tim lainnya seperti tim akreditasi PBA, tim PPG, dan seterusnya. Tapi, kami optimis semua itu bisa teratasi dengan manajemen waktu dan konsolidasi secara terus menerus," ungkapnya.
Perlu diketahui, seperti yang dilansir pada situs resmi kemenag.go.id., bahwa program PJJ PAI merupakan salah satu program prioritas Kementerian Agama. Program ini dirancang atas respons kebutuhan pembelajaran daring di dunia pendidikan. Untuk saat ini, IAIN Syekh Nurjati Cirebon merupakan satu-satunya PTKIN yang dipilih Kemenag sebagai pilot project program ini. Peluang ini pun yang kini disambut oleh IAIN Parepare dengan dibentuknya tim PJJ PAI.
"Berdasarkan hasil kajian, peluang IAIN Parepare dalam penyelenggaraan Prodi PJJ PAI cukup besar, seperti pada aspek eksternal; belum ada Prodi PJJ PAI yang terbuka di wilayah Indonesia Timur. Jadi segmen pasarnya cukup luas. Kepercayaan masyarakat terhadap institusi IAIN Parepare juga cukup tinggi dalam pengelolaan pendidikan yang bermutu. Secara internal, kita juga memiliki ketersediaan SDM, sarana dan prasarana yang mendukung," ujar Abdul Halik.
Di akhir wawancara, Abdul Halik juga menitipkan harapan dan dukungan agar tim PJJ PAI dapat bekerja maksimal dan program ini benar dapat terealisasi. "Tim kami mempersiapkan yang terbaik saat ini. Tentunya kami membutuhkan dukungan penuh dari pimpinan, seperti perlunya benchmarking ke perguruan tinggi yang telah melaksanakan PJJ. Dan yang tak kalah penting, kami juga berharap dilakukannya FGD atau pelatihan dengan menghadirkan pemangku kebijakan dan pakar bidang PJJ," tutupnya. (mm/TH)
Tim Pengusul Prodi PJJ PAI Gelar Rapat, Koordinator Tim Harap Dukungan Lebih