Tim LPM IAIN Palopo Benchmarking Sistem RPL di IAIN Parepare

7 Mei, 2024 oleh
mahyuddin

Humas IAIN Parepare—Tim Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) IAIN Palopo benchmarking sistem Program Pembelajaran Rekognisi Lampau (RPL) di IAIN Parepare, Kamis (4/05/2024) di Aula Mini Rektorat IAIN Parepare. Hadir dalam pertemuan ini Wakil Rektor I, H. Saepudin, Ketua LPM, Muhammad Qadaruddin, serta Sekertaris LPM H. Islamulhaq.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mempelajari praktik-praktik yang ada dalam pelaksanaan RPL yang telah dijalankan di IAIN Parepare sebagai salah satu kampus PTKIN yang telah melaksanakan penerimaan mahasiswa berbasis RPL.

Output kegiatan ini, kata Wakil Rektor I IAIN Palopo,  Munir Yusuf, yaitu best practice yang bisa kami terapkan sebagai acuan pelaksanaan RPL di IAIN Palopo.

"Kami ingin belajar dari IAIN Parepare terkait pelaksanaan RPL terutama acuan penerapan penjaminan mutu kegiatan RPL. Hal ini penting digunakan untuk menunjang kesuksesan kagiatan RPL di IAIN Palopo," bebernya.

Dengan melakukan benchmarking sistem RPL, IAIN Palopo akan melaksanakan juga sistem RPL sebagaimana di IAIN Parepare sebagai strategi memperluas akses pendidikan pendidikan bagi kelas pekerja.

Untuk diketahui, Program Pembelajaran Rekognisi Lampau (RPL) kini hadir di berbagai perguruan tinggi dengan tujuan meningkatkan kualitas pendidikan bagi para angkatan kerja. Melalui program ini, calon mahasiswa yang memiliki pernah mengenyam pendidikan formal, informal, hingga yang telah memiliki pengalaman kerja dapat melakukan penyetaraan di tingkat diploma, sarjana, maupun magister.  

Di IAIN Parepare sendiri, pelaksanaan RPL dibawah koordinasi LPM di mana IAIN Parepare merupakan perguruan tinggi pertama di bawah PTKIN yang melaksanakan sistem ini. Maka, tidak heran bila beberapa kampus PTKIN belajar dari IAIN Parepare.

H. Islamulhaq yang juga asesor RPL di IAIN Parepare mengatakan implementasi RPL di IAIN Parepare sudah hampir dua tahun berjalan. Namun, dalam prosesnya tetap ada penyeleksian secara ketat karena ada syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh setiap peserta.

"Kami sepanjang tahun membuka program ini dan sudah tersedia pedoman serta website khusus untuk proses pendaftarannya. Namun, kami juga sangat hati-hati terkait  metode pengakuan capaian pembelajaran parsial yang diakui seperti pengalaman kerja setelah lulus menempuh pendidikan menengah yang bisa dikonversi," tutup Islamulhaq (Mhy/Mif).



di dalam Berita
mahyuddin 7 Mei, 2024
Label
Arsip