Audit SPI, Program Kegiatan Humas Miliki Karakter Berbeda

26 September, 2022 oleh
khaerunnisaihwan

Audit SPI, Program Kegiatan Humas Miliki Karakter Berbeda


Humas IAIN Parepare — Santuan Pengawasan Internal (SPI) melakukan post audit secara menyeluruh pada setiap unit kerja dalam lingkup IAIN Parepare. Pagi ini, Senin (26/9/2022) tim audit SPI menyambangi ruangan Subbagian Kerja Sama dan Humas untuk melakukan pemeriksaan dan proses audit.

Tim audit SPI dipimpin oleh Sekretaris SPI, Saddan Husain, didampingi 3 anggota tim audit, yakni Iin Mutmainnah, Hasanuddin Hasyim, dan Intang. Tim auditor SPI diterima oleh Subkoordinator Kerja Sama dan Humas, Suherman yang didampingi oleh stafnya, Nur Aeny Kadir.

Sebelum melakukan pemeriksaan, Saddan Husain menjelaskan arah dan tujuan post audit yang digelar SPI. Menurutnya, post audit dilaksanakan untuk mengetahui progres dan capaian program kerja, serta realisasi anggaran pada setiap unit kerja. Post audit ingin memastikan persentasi realisasi anggaran pada semester pertama (Januari-Juni) tahun anggaran 2022.

“Sebenarnya, post audit ini adalah kegiatan rutin SPI yang digelar dua kali setahun. Pada lembaga lain, ada yang melakukan post audit per triwulan. Tetapi kita cukup per semester saja,” kata Saddan.

“Kami hanya ingin memastikan sejauh mana realisasi anggaran dan laporan pertanggungjawaban kegiatan yang telah dilaksanakan,” papar mantan anak buah Fatimah Kalla di perusahaan NV. Haji Kalla.

Saddan juga menyampaikan bahwa Rektor ingin progres dan capaian program kerja dapat diukur dan dievaluasi setiap saat.

“Apa lagi, ada target capaian dari kementerian agar realisasi anggaran terserap 75% pada semester pertama,” lanjutnya lagi.

Sementara dalam pemeriksaan, Subkoordinator Humas, Suherman merespons baik dan secara terbuka memberikan penjelasan setiap pertanyaan tim auditor.

“Ada 5 program kerja Humas, yaitu program kemitraan, program penyiaran, program publikasi, dan pengelolaan website dan layanan administrasi,” ungkap Suherman.

“Program kehumasan tersebut tidak ada yang bersifat proyek yang berjalan dalam satu waktu kegiatan. Semuanya bersifat pelaksanaan berkelanjutan (on proses) dan bahkan terkadang insidentil mengikuti momentum, misalnya, kegiatan periklanan yang memanfaatkan momen atau peristiwa tertentu,” kata Suherman.

Lebih lanjut Suherman menjelaskan bahwa hal tersebut berpengaruh pada realisasi anggaran. Penggunaan anggaran menyesuaikan kegiatan, bukan program kerjanya, misalnya pengelolaan website yang berbasis kinerja, di mana honorarium yang diberikan kepada pengelola diukur dari produktivitas masing-masing orang. Sementara pekerjaannya, berlangsung terus menerus, sehingga, pembagian honorarium ditentukan pada bulan Juni dan Desember.

“Jadi program kehumasan memiliki karakter yang berbeda dalam penggunaan anggaran. Anggaran tidak bisa terealiasi semua secara langsung dalam satu waktu tetapi bertahap berdasarkan kegiatan pada setiap program,” paparnya lagi.

“Misalnya saja, tagihan langganan koran, baru berakhir dan menagih pada akhir tahun,” tambahnya.

Merespons hal tersebut, Saddan Husain dapat memahami karakter program kegiatan kehumasan sehingga realisasi anggarannya per Juni termasuk masih rendah. Namun, Saddan tetap memberikan catatan penting dan bahkan memberikan deadline (batasan waktu), khususnya kegiatan layanan administrasi dan program publikasi.

“Program layanan administrasi ini, kapan bisa direalisasikan? Sebaiknya segera diprogramkan bulan depan atau paling lambat bulan November,” katanya menegaskan.

“Sama dengan program publikasi, sebaiknya dapat segera direncanakan pelaksanaannya bulan depan,” usulnya saat menimpali rencana Humas melaksanakan kegiatan publikasi dalam waktu dekat. (Shm/Tin)


di dalam Berita
khaerunnisaihwan 26 September, 2022
Label
Arsip