Mahasiswa IAIN Parepare Posko 41 Menyelami Sejarah Lopi Sandeq di Nusa Pustaka

13 Agustus, 2024 oleh
fikruzzamansaleh
| No comments yet

Humas IAIN Parepare---Mahasiswa IAIN Parepare Posko 41 menghadiri sesi studi di Perpustakaan Nusa Pustaka, Pambusuang, Balanipa, Polewali Mandar (Rabu, 1 Agustus 2024). Hal tersebut dilakukan guna menggali lebih dalam sejarah Lopi Sandeq, perahu tradisional khas suku Mandar yang terkenal sebagai perahu tercepat tanpa mesin. Kegiatan ini diikuti oleh 50 peserta, termasuk Mahasiswa KKN IAIN Parepare dari Posko 41, 53, dan 40, serta tokoh pemuda setempat.

Lopi Sandeq, yang berasal dari Sulawesi Barat, bukan hanya sekadar alat transportasi, melainkan sebagai simbol budaya yang kaya akan nilai-nilai keberanian, keuletan, dan semangat petualangan masyarakat pesisir Mandar. Perahu ini dikenal karena desainnya yang runcing, yang memungkinkannya melaju cepat dan membelah gelombang dengan mudah. Nama "Sandeq" sendiri berasal dari bahasa Mandar yang berarti "runcing," merujuk pada bentuk haluan perahu yang khas.\

Kegiatan ini berlangsung di Nusa Pustaka. Para peserta mendengarkan paparan dari Muhammad Ridwan Alimuddin, seorang tokoh yang memiliki peran besar dalam pelestarian dan pengenalan Lopi Sandeq hingga ke mancanegara. Di dalam sesi ini, Ridwan Alimuddin menjelaskan sejarah panjang Lopi Sandeq, termasuk bagaimana perahu ini pernah digunakan dalam berbagai keperluan seperti menangkap ikan, mengangkut hasil bumi, hingga menjadi alat penting dalam perang untuk mempertahankan wilayah.

Selain itu, narasumber juga membahas perkembangan Lopi Sandeq dari masa ke masa, serta perjalanannya dalam memperkenalkan perahu ini hingga ke luar negeri. "Lopi Sandeq bukan hanya warisan budaya Mandar, tetapi juga kekayaan maritim Indonesia yang harus terus dijaga dan dilestarikan," ungkap Ridwan Alimuddin di hadapan para peserta yang antusias.

Kegiatan yang berlangsung sesuai jadwal ini diharapkan dapat memberikan wawasan mendalam bagi mahasiswa tentang pentingnya melestarikan budaya dan warisan nenek moyang. "Dengan mengetahui sejarah dan nilai-nilai yang terkandung dalam Lopi Sandeq, Kita dapat lebih menghargai dan menjaga warisan ini untuk generasi mendatang," ujar Rahmat Basit, salah satu tokoh pemuda yang hadir dalam kegiatan tersebut.

Para peserta meninggalkan Nusa Pustaka dengan pengetahuan yang lebih luas tentang Lopi Sandeq dan harapan bahwa perahu ini akan terus dikenal dan dihargai, baik di dalam negeri maupun di kancah internasional. Melalui kegiatan ini, Mahasiswa IAIN Parepare berharap dapat turut serta dalam upaya pelestarian budaya lokal dan memperkenalkan Lopi Sandeq secara lebih luas. (Fzs/Srh)

di dalam Berita
fikruzzamansaleh 13 Agustus, 2024
Arsip
Masuk to leave a comment