Humas IAIN Parepare- Dalam rangkaian kegiatan Penutupan Expo Kemandirian Pesantren yang berlangsung di Auditorium IAIN Parepare, Selasa (24/10/2023), juga diselenggarakan Kuliah Umum dengan tema “Membumikan Cinta Tanah Air Perspektif Maqashid Syariah”. Kegiatan tersebut menghadirkan Ketua Pimpinan Pusat PERGUNU KH. Nasrulloh Afandi, menjadi pembicara pada Kuliah Umum tersebut.
Kegiatan ini disambut dengan sangat antusias para peserta yang hadir mulai dari para pimpinan IAIN Parepare, dosen, tenaga kependidikan, para Kakankemenag, serta para pimpinan pondok dan para santri.
Pada kesempatan itu, Nasrulloh Afandi biasa disapa Gus Nasrul mengungkapkan bahwa santri itu ada dua macam, yaitu santri profesi dan santri kultural.
“Apa itu santri profesi? Santri profesi, yaitu sebuah gelar bagi santri yang profesinya belajar dan bernaung dan menimba ilmu di pondok pesantren, 24 jam berada di pondok pesantren, 24 jam belajar ilmu agama di pondok pesantren, dan 24 jam dibimbing oleh kiyai di pondok pesantren, sedangkan santri kultural, yaitu mereka yang tidak pernah belajar di pondok pesantren, mereka yang tidak pernah menuntut ilmu di pondok pesantren, tetapi dalam kehidupan sehari-hari akhlaknya seperti akhlak santri, ibadahnya seperti ibadah santri, rajin beribadah, dan keluarganya keluarga santri,” ungkap Gus Nasrul.
Lebih jauh, Gus Nasrul juga menjelaskan esensi memperingati hari santri nasional, ada tiga poin terpenting yang perlu diketahui, yaitu pertama ekpresi bersyukur kepada Allah SWT. Kedua, mengenang perjuangan santri, dan para kiyai, serta membangkitkan kembali semangat juang generasi muda.
Ia juga menjelaskan bagaimana unsur-unsur fatwa resolusi jihad itu bisa terjadi dan bisa tewujud. Pertama, adanya ancaman stabilitas negara, adanya komunitas para kiyai, komunitas pesantren dan terakhir komunitas santri. “Tidak adanya empat poin tersebut maka tentu bangsa ini akan hancur,” jelasnya.
Di akhir, ia juga menjelaskan fatwa resolusi jihad dalam tinjauan syariat Islam dengan mengemukakan isi jihad dari KH Hasyim Asy’ari, yaitu hubbul wathon minal iman, yaitu cinta tanah air itu bagian dari iman, barang siapa yang gugur saat melawan penjajah maka dia mati sahid,” ucapnya. (aen/mif)
Kuliah Umum Maqashid Syariah, Hadirkan KH. Nasrullah Afandi